Minggu, 30 Juni 2019 16:03
CNN
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Membuat vaksin untuk mencegah penyebaran tumor kanker adalah hal yang nyaris mustahil.

 

Tapi seorang peneliti bernama Stephen Johnston dari Arizona State University menentang peluang kecil untuk menciptakannya.

"Jika peluangnya 10% itu bisa berhasil, saya tidak bisa melihat alasan mengapa kita tidak boleh mengambil risiko," katanya, dikutip dari CNN.

Johnston baru-baru ini meluncurkan uji klinis untuk menguji vaksin kanker pada ratusan anjing di Arzona.

 

Uji coba akan memeriksa apakah vaksin menunda atau mencegah berbagai kanker pada anjing yang lebih tua dan sehat.

Jika itu berhasil, kata Johnston, itu bisa menjadi dasar untuk mengembangkan vaksin serupa untuk manusia.

Jadi, mengapa dia melakukan penelitiannya pada anjing? Johnston mengatakan, awalnya dia ingin menguji vaksin itu pada manusia, tetapi biaya dan proses persetujuan telah menjadi penghalang utama.

Jadi, dia akhirnya memilih anjing dengan pertimbangan bahwa banyak kanker anjing mirip dengan kanker manusia pada tingkat molekuler.

Selain itu, anjing dianggap ideal untuk penelitian seperti itu, karena mereka tidak hidup selama manusia, sehingga para peneliti dapat melihat apakah vaksin bekerja dalam tiga hingga lima tahun, bukan 10 hingga 30 tahun.

Dalam penelitiannya, Johnston bekerja sana dengan Doug Thamm, direktur penelitian klinis di Flint Animal Cancer Center di Colorado State University.

Sebagai bagian dari uji coba, dokter hewan menyaring peserta sukarela. Setengah dari anjing akan menerima vaksin dan setengah lainnya akan menerima plasebo.

Baik pemilik maupun dokter hewan tidak tahu anjing mana yang mendapatkan vaksin, sehingga mereka tidak dapat memengaruhi hasil penelitian.

Anjing-anjing akan menerima empat dosis pada awalnya, dan kemudian diberi lagi setiap tahun selama lima tahun.

"Ada dua kemungkinan hasilnya," kata Thamm. "Salah satunya adalah ada lebih sedikit kanker pada anjing yang mendapatkan vaksin. Itu akan menjadi kemenangan besar."

"Hasil kedua, hampir sama berharganya, adalah apakah kita bisa menunda timbulnya kanker," katanya.

Namun dia menambahkan bahwa "tentu saja, ada kemungkinan ketiga: bahwa vaksin tidak berfungsi sama sekali."

Namun Thamm menekankan bahwa mereka tidak menyebabkan kanker pada anjing yang berpartisipasi dalam percobaan.

TAG

BERITA TERKAIT