RAKYATKU.COM - "Seks untuk ikan." Ungkapan yang tidak biasa itu digunakan di beberapa komunitas tepi danau di sub-Sahara Afrika.
Di Malawi, misalnya, para pria akan menangkap ikan dan perempuan menjual hasil tangkapan mereka kepada pelanggan lokal.
Seorang wanita dapat mengambil tangkapan nelayan dan berjanji untuk membayarnya begitu dia berhasil menjualnya. Namun, jika dia kesulitan menjual semua ikan, mereka akan membayar si nelayan dengan tindakan seksual.
"Baik pria atau wanita hanya mengatakan, mari kita berhubungan seks sebagai cara kompensasi," kata Benjamin Kachikho, seorang petugas proyek Timotheos Foundation Malawi, yang berfokus pada masalah sosial seperti pendidikan tentang HIV.
Dia menambahkan bahwa dalam kasus lain, transaksi seks akan terjadi ketika pasokan ikan rendah. Dalam hal ini beberapa wanita mungkin bersaing untuk mendapatkan nelayan.
"Praktek ini sudah lama dan cukup berakar sebagai norma sosial," kata Patrick Higdon, direktur program kelompok nirlaba World Connect, yang telah bekerja untuk mengatasi masalah ini di Kenya.
Tetapi jelas mengapa itu terjadi. "Kemiskinan adalah alasan utama untuk melakukan hubungan seks demi ikan," kata Kachikho.
Kachikho dan aktivis lainnya di Malawi dan Kenya percaya bahwa seks demi ikan adalah penyumbang penyebaran HIV.
Di Malawi, sekitar 1 dari 10 orang dewasa berusia 15 hingga 64 tahun positif HIV, menurut UNAIDS.
"Para nelayan kebanyakan ingin melakukan hubungan seks tanpa kondom," kata seorang wanita berusia 39 tahun di Desa Chisamba, Malawi, yang menjual ikan dan terkadang melakukan hubungan seks transaksional. "Mereka tidak suka kondom," tambahnya.
Dia adalah satu dari 19 wanita yang diwawancarai tentang praktik tersebut oleh jurnalis foto Jerman Julia Gunther.
Dia bermitra dengan videografer Nick Schonfeld, dan menghabiskan hampir sebulan di beberapa desa di Malawi pada tahun 2018 untuk mendokumentasikan praktik seks untuk ikan.
Sebagian besar perempuan meminta agar nama mereka tidak digunakan karena takut mereka akan menghadapi diskriminasi di komunitas mereka.
Wanita 39 tahun itu mengatakan kepada Gunther bahwa bahkan ketika dia mendapat untung dari ikan, seks tetap akan terjadi.
"Nelayan akan berkata, simpan untungmu dan aku datang ke rumahmu di malam hari. Sehingga mereka tidur denganku," katanya.
Mereka tidak menganggap diri mereka sebagai pekerja seks. Mereka hanya perempuan dalam keadaan sulit, yang berusaha mencari nafkah.
Beberapa dari mereka adalah ibu tunggal. Yang lain mencoba menjual ikan untuk menghidupi keluarga besarnya.
Proyek foto Julia Gunther di Malawi didukung oleh dana dari International Women's Media Foundation.