Minggu, 16 Juni 2019 16:54
Rosana Candido, dan Kacyla Pessoa.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, BRASIL - Seorang ibu dari Brasil dan kekasih lesbiannya, dituduh memotong alat vital putranya, yang berusia sembilan tahun, sebelum memenggal kepalanya. Alasannya, bocah itu mengingatkannya pada ayahnya yang telah memperkosanya.

 

Rosana Candido (27), dan Kacyla Pessoa (28), juga diduga menjahit organ seks perempuan palsu ke tubuh si bocah, Rhuan, setelah bocah itu mengaku ingin menjadi seorang gadis, sebelum menyeka kulit bocah itu dari wajahnya.

Mereka juga mencoba mencungkil matanya menggunakan pisau, setelah ibu Candido menikam putranya belasan kali. 

Anak itu dibunuh dan dimutilasi di rumah mereka di Samambaia, sekitar 20 mil dari ibukota Brasilia. 

 

Sang ibu melarikan diri bersama bocah itu setelah ayahnya, yang tinggal di Acre, dekat Peru, keluar dari tahanan lima tahun lalu.

Rhuan lahir dari rahim Candido sebagai hasil dari perkosaan yang dilakukan ayah Rhuan.

Setelah melakukan pembunuhan grizzly, dan menikamnya belasan kali, pasangan itu dilaporkan berusaha menyembunyikan tubuh korban. 

Namun gagal. Mereka ceroboh membakar sebagian dirinya di atas barbekyu, sehingga memasukkan sebagian dari jenazahnya ke dalam koper dan membuangnya di selokan, menurut polisi.

Bagian tubuh lainnya disembunyikan di dua tas ransel di rumah pasangan itu. 

Mereka berdua mengakui pembunuhan dan menghadapi pembunuhan, penyiksaan dan menyembunyikan tuduhan mayat. 

Kedua wanita tersebut dikatakan telah memberi tahu para penyelidik, bahwa mereka menggunakan alat yang belum sempurna, karena Rhuan ingin menjadi seorang gadis.

Laporan lokal mengatakan, setelah memotong alat vital Rhuan, para wanita itu mengatakan mereka menjahit versi improvisasi organ wanita ke daerah yang dimutilasi.

Candido dikabarkan mengklaim anak itu adalah beban dan penghalang hubungannya dengan Pessoa.

Dia juga merasa benci dan tidak ada cinta untuknya, karena dia mengingatkannya pada ayah, yang diduga memperkosanya.

Ayah Rhuan, yang tinggal di Acre, dikatakan telah memberi tahu petugas, bahwa Candido melarikan diri bersama bocah itu lima tahun lalu, ketika ia bebas dari tahanan.

Dia kemudian pergi untuk tinggal bersama Pessoa dan putrinya, yang sekarang berusia sembilan tahun.

Kepala polisi Guilherme Melo mengatakan, kekejaman kejahatan itu mengejutkan para penyelidik yang keras.

"Dia membunuh putranya, dipotong-potong, dipenggal, mencabut kulitnya dan mencoba untuk menyingkirkan tubuhnya. Kasus yang sangat mengerikan," katanya kepada O Tempo.

TAG

BERITA TERKAIT