RAKYATKU.COM - Lebih enam juta orang di Sudan Selatan, atau lebih dari 60 persen populasi negara itu, kini menghadapi kelaparan hebat, menurut sebuah laporan baru oleh pemerintah dan tiga badan PBB.
Pada awal 2019, diperkirakan 6,1 juta orang menghadapi kelaparan. Namun angka ini sekarang mencapai 6,9 juta orang, atau sekitar 61 persen dari populasi.
Situasi yang memburuk itu disebabkan oleh kekurangan makanan, yang diperburuk oleh curah hujan yang tertunda, krisis ekonomi dan ketegangan akibat konflik yang telah menewaskan hampir 400.000 orang.
"Setiap tahun, kelaparan mencapai tingkat baru dan belum pernah terjadi sebelumnya di Sudan Selatan. Jutaan orang tidak yakin dari mana makanan mereka akan datang, terutama pada saat ini, ketika kelaparan memuncak dari Mei hingga Juli," kata Hsiao-Wei Lee, dari Program Makanan Dunia (WFP).
WFP, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan UNICEF mengatakan bahwa sekitar 1,8 juta orang di Sudan Selatan berada dalam "darurat", atau tingkat empat. Itu berarti bahwa ada kesenjangan besar antara makanan, kekurangan gizi akut, dan kematian berlebihan.
Peringkat yang digunakan disini berdasarkan Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), yang memeringkat tingkat kelaparan dari satu hingga lima.
Di bawah sistem IPC, level lima diklasifikasikan sebagai "bencana", namun belum begitu untuk dianggap kelaparan.
Meski demikian, jumlah keseluruhan orang yang membutuhkan bantuan makanan telah meningkat. Jika situasi saat ini berlanjut, diperkirakan sekitar 21.000 orang dapat terjun ke kondisi kelaparan.
Sudan Selatan memperoleh kemerdekaan dari Sudan pada tahun 2011. Dua tahun kemudia, negara itu berperang, kemudian ketika Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya dan mantan pemimpin pemberontak Riek Machar merencanakan kudeta.
Perang itu ditandai oleh kekerasan etnis dan kekejaman brutal, yang telah menewaskan sekitar 380.000 orang. Sekitar empat juta orang lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Di bawah perjanjian perdamaian yang ditandatangani pada bulan September, Kiir setuju untuk membentuk pemerintah persatuan dengan Machar, yang akan kembali dari pengasingan. Tetapi itu telah ditunda enam bulan hingga November.