Selasa, 11 Juni 2019 17:00
Zikuan memperbanyak makan, agar bisa menambah berat badannya menjadi 50 kg.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, TIONGKOK - Tidak semua pahlawan memakai jubah, dan tidak semua pahlawan besar dan kuat juga. 

 

Terkadang mereka hanyalah anak laki-laki kecil yang sangat mencintai ayah mereka. Sehingga, mereka rela melakukan apa pun untuk menyelamatkan hidupnya.

Sementara kebanyakan orang makan untuk hidup, Lu Zikuan yang berusia 11 tahun dari Tiongkok, justru makan agar ayahnya bisa hidup.

Siswa Kelas Empat dari kota Xinxiang, Henan, yang sebelumnya memiliki berat 30 kg, sekarang memiliki berat badan yang bertambah lebih dari 10 kg dalam rentang waktu tiga bulan, setelah makan setidaknya lima kali sehari.

 

Dengan makanannya yang sebagian besar terdiri dari daging berlemak dan nasi, ia hampir mencapai berat badan ideal 50 kg.

Alasan Zikuan untuk menambah berat badannya, adalah karena ayahnya, Lu Yanheng, didiagnosis menderita leukemia tujuh tahun lalu dan telah menerima perawatan untuk kondisinya. 

Namun, kesehatannya mulai memburuk Agustus lalu dan membutuhkan transfusi darah, lapor The Star.

Yanheng diberi tahu bahwa satu- satunya pilihan baginya sekarang adalah mendapatkan transplantasi sumsum tulang, dan setelah melakukan tes pada anggota keluarganya, sumsum tulang Zikuan terbukti menjadi satu-satunya yang kompatibel dengannya.

Ini adalah kabar baik bagi keluarga, karena mereka memiliki sedikit harapan selama beberapa tahun terakhir. Namun, Zikuan hanya 30 kg pada saat itu, yang mendiskualifikasi dia dari menjadi donor tulang, karena dia kekurangan berat badan.

“Para dokter mengatakan untuk menyumbangkan sumsum tulang saya, saya harus setidaknya 45 kg. Berat ideal adalah 50 kg,” kata Zikuan.

"Segera, saya akan mencapai 50 kg dan akan dapat menyelamatkan ayah saya," ungkapnya.

Namun, meningkatkan asupan makanan sejak Maret telah menambah beban tambahan pada situasi keuangan keluarganya. 

Ibunya, Li Jinge hanya menghasilkan sekitar 2.000 yuan (Rp4 juta) sebulan melakukan pekerjaan sambilan di sebuah toko kelontong, yang tidak cukup untuk mendukung tujuan anaknya menambah berat badan.

Dia tidak hanya harus merawat suami dan putranya, dia juga harus merawat anak kembar dan mertuanya yang berusia 80 tahun, yang menderita tekanan darah tinggi dan masalah jantung.

"Kami telah menghabiskan lebih dari 500.000 yuan (Rp1 miliar) untuk tagihan medis suami saya, dan sebagian besar uang itu dipinjam dari kerabat dan teman," katanya, seraya menambahkan, bahwa pengeluaran rumah sakit bulanan Yanheng berjumlah hingga 3.000 yuan (Rp6 juta).

Dia bergantung pada daging murah yang dia beli di tempat kerjanya setiap malam.

Guru Zikuan, Zhao Meng-meng, mengatakan, bahwa dia adalah anak yang cerdas dan telah menjadi pemantau kelas sejak Tahun Pertama.

"Setelah dia menambah berat badan, beberapa siswa mulai memanggilnya pangzi (bocah gemuk) tetapi mereka berhenti setelah mempelajari ceritanya," katanya.

Ketika ditanya apakah dia terluka dengan disebut anak laki-laki gendut, Zikuan menjawab dengan tegas 'tidak', dan menambahkan bahwa dia sebenarnya bangga bahwa dia bisa menyelamatkan ayahnya.

"Selamatkan ayah dulu, turunkan berat badan nanti," katanya.

Sejak itu sekolah telah memulai penggalangan dana untuk membantu Zikuan dalam upayanya menyelamatkan ayahnya.

TAG

BERITA TERKAIT