RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Universitas Kristen Indonesia (UKI) Paulus menggelar raker di Hotel Misliana Rantepao, Toraja Utara, Jumat (31/5/2019).
Raker yang diketuai Wakil Rektor Bidang Akademik Dr Yoel Pasae, M.T. ini digelar sampai 1 Juni 2019.
Reker ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Jasruddin, M.Si selaku Ketua L2 DIKTI WIL IX., Bupati Toraja Utara Dr. Kalatiku Paembonan, Wakil Bupati Toraja Utara
Yosia Rinto Kadang, ST, dan para civitas UKI Paulus seperti Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Komunikasi dan Informasi, Dr Natalia Paranoan, serta para kepala sekolah SMU di Toraja.
Rektor UKI Paulus, Dr Agus Salim, SH.MH mengatakan, raker ini penting untuk merampungkan berbagai dokumen dalam pengelolaan UKI Paulus di masa mendatang.
"Sesuai dengan tema UKI Paulus menuju kampus paperless, kampus riset, kampus enterpreuner, kampus juara kampus sehat dan kampus sejahtera," jelasnya.
Ia menjelaskan, karakter Rasul Paulus dalam nama UKI Paulus diharapkan mewarnai setiap sendi kehidupan dalam berkarya di kampus, memberi kontribusi dalam masyarakat dan mencerdaskan bangsa, sehingga UKIP semakin dipercaya dalam masyarakat.
Sementara Prof. Dr. Jasruddin mengatakan, era revolusi 4.0 dapat menguntungkan universitas dalam bidang pendidikan tetapi dapat berlaku juga sebaliknya. Management of change PT di era revolusi 4.0. perlu diimplementasikan. Bagaimana PT terbaik dunia menghadapi era ini.
"Fenomena tiga tahun terakhir di US mengalami kekurangan peminat. Di masa lalu Temple univesity US kurang dari 1.000 mahasiswa. Mereka melakukan efisiensi dan efektifitas dan mengoptimalkan semua unit dalam PT. Sehingga saat ini mereka dapat surplus kembali US 1.3 trilyun per tahun," jelasnya.
Ia menjelaskan, ada 3 kategori buta huruf. Pertama penggunaan Teknologi Inrfomasi (Tl) paperless mengoptimalkan TI pada perguruan tinggi. Jika para dosen tidak menggunakan TI dalam pembelajarannya termasuk kategori buta huruf. Kedua bahasa asing, dosen yang tidak berani berbahasa asing juga termasuk buta huruf.
"Terakhir Enterpreneur. Saat ini adalah konseptual era, ide era, orang yang tidak bisa jual ide akan kalah dalam persaingan. Hari ini PT bukan lagi persoalan PT negeri atau swasta tetapi bagaimana reputasi PT tersebut, tata kelola, SDM, dan program/ keputusan-keputusan yang didukung oleh pembina yayasan. Semua ini dibutuhkan dalam peningkatan kualitas PT di masa mendatang," pungkasnya.