RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Kue Sero-sero yang saat ini menjadi incaran masyarakat di bulan suci Ramadan dan menjelang lebaran Idulfitri punya sejarah di Kabupaten Gowa.
Pembuat kue Sero-sero, Sitti Zahra Daeng Bau (70) mengungkapkan kue yang terbuat dari bahan dasar tepung ketan dan telur tersebut, sudah ada sejak berdirinya Kerajaan Gowa dan menjadi camilan favorit bagi kalangan raja.
"Kue tersebut dinamakan Sero-sero sendiri dikarenakan bentuk dan model kue tersebut menyerupai daun nipa yang pada masa dahulu daun tersebut dijadikan sebagai alat untuk mengambil air di sungai sebelum ada gayung," kata Daeng Bau, Jumat (31/5/2019).
Dia menambahkan, kue tersebut mudah dijumpai di mana saja di Kabupaten Gowa terlebih pada momen Ramadan saat ini.
Daeng Bau mengaku, kue jualannya tersebut dijual dengan harga Rp2.000 rupiah per bijinya dan mampu diproduksi hingga 300 biji sehari sesuai dengan permintaan pasar. Selain masyarakat Gowa, peminat kue ini juga datang dari luar daerah.
Cara membuat kue ini cukup mudah. Langkah pertama, ambil telur sesuai kebutuhan yang kemudian dikocok lalu dicampur dengan telung ketan dan diberi sedikit penggaring kue atau potas.
"Setelah adonan tercampur, adonan tersebut dibentuk menyerupai daun nipa dengan cara dipijat menggunakan kedua tangan. Minyak goreng yang digunakan pun tidak boleh terlalu panas. Lalu, gula pasir yang dimasak bersama air dengan suhu api panas hingga berbentuk seperti karamel. Setelah itu dicampur gula, dan kue Sero-Sero siap disajikan," jelasnya.
Anda yang berminat mencicipi kue ini, jalur pemesanan dibuka dengan datang ke rumah Daeng Bau di Jalan Mustafa Daeng Bunga, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.