RAKYATKU.COM - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetya mengaku pihaknya tengah mendalami aktor intelektual dan penyandang dana terkait rencana pembunuhan 4 tokoh nasional yang berhasil diungkap dari para tersangka kerusuhan 22 Mei lalu.
Dedi menegaskan, pihaknya akan mengungkap pihak-pihak yang membiayai rencana pembunuhan tersebut.
"Kan ada enam termasuk ini, enam kan ada leadernya, di situ kan ada aktor intelektual yang mendesign semua itu, di atas ada pendana juga yang kasih uang Rp150 juta tapi dalam bentuk dollar singapura, kasih ke aktor intelektual, kasih kan ke ini nih (ke para tersangka)," ujar Dedi di Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Dedi mengaku masih mendalami soal target yang menjadi incaran para pelaku. Dari keterangan para pelaku, baru disebutkan 4 tokoh yang menjadi target mereka. Sementara, kemungkinan ada tokoh lain yang menjadi target para pelaku masih didalami, termasuk kepada aktor intelektualnya.
"Jadi terkait (ancaman ini) kan ada dua kelompok, kelompok pertama yang ditangkap tanggql 18-19 itu 4 orang dikasih senjata, senjata sejenis m vor, sama dua senjata laras pendek. Lalu 21-22 (dari ) 6 (orang), satu DPO, satu DPO ini eksekutor," ungkapnya dikutip dari sindonews.
Saat ditanya apakah pembelian senjata sudah dimulai sejak 2018, Dedi menjelaskan pembelian dilakukan secara bertahap. Senjata tersebut yang diduga akan dipakai untuk menghabisi nyawa para target.
Dari informasi yang dihimpun, 4 tokoh nasional yang dalam ancaman pembunuhan yakni, Menko Polhukam Wiranto, Kapolri Tito Karnavian, Politikus PDI Perjuangan, Adia Napitulu dan pemilik lembaga survei, Yunarto Wijaya. Namun polisi memilih merahasiakan 4 tokoh yang diincar tersebut.
"Kan udah pada tau semuanya. Yauda itu," kata Dedi.