Rabu, 29 Mei 2019 01:30
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Sebuah pulau bernama Palmerston, yang berada di Samudera Pasifik, hanya dihuni 62 orang saja. Untuk mencapai pulau ini, seseorang harus berlayar selama 9 hari lamanya dengan kapal.

 

Di pulau ini, para penduduknya hidup dengan cara memancing dan memanen kelapa. Hal ini dikarenakan tak ada satu pun toko atau supermarket di sini. Selain memancing dan memanen kelapa, penduduk Palmerston juga minum dengan cara mengumpulkan air hujan.

Sementara, uang yang mereka miliki hanya digunakan untuk membeli kebutuhan dari luar pulau. Di sisi lain, bukan berarti Pulau Palmerston adalah tempat yang sepenuhnya tak tersentuh teknologi.

Warga di pulau ini dapat menikmati listrik dan internet, meski hanya untuk beberapa jam saja per harinya. Tak hanya itu, pulau ini juga dilengkapi dengan sekolah, gereja, dan bahkan sebuah bar.

 

Pulau Palmerston sendiri awalnya dihuni oleh seorang pria Inggris bernama William Marsters. Dikisahkan, William Marsters dan istrinya jatuh cinta pada pulau Palmerston sehingga memutuskan untuk pindah. Pemilik pulau saat itu pun setuju untuk menunjuk William sebagai pengurus pulau.

Ketika pindah, William Marsters diketahui mengajak istrinya dan kedua saudari sepupunya. Namun, pada akhirnya William menikahi kedua sepupunya tersebut dan punya tiga istri.

Hidup di pulau terpencil, William Marsters dan tiga istrinya bergantung pada pasokan makanan yang diantar oleh pemilik pulau. Namun, seiring berjalannya waktu, William malah diabaikan sehingga harus mencari cara bertahan hidup sendiri.

William Marsters sendiri akhirnya meninggal di tahun 1899 dan membagi pulau menjadi tiga bagian untuk istri-istrinya, dikutip dar suara.com. Sejak saat itulah, populasi pulau pun berkembang dan seluruh penduduknya merupakan satu garis keturunan dari William Marsters.

Sayang, penduduk pulau Palmerston saat ini mulai berkurang drastis. Hal ini dikarenakan banyak penduduk yang memilih pindah demi menghindari pernikahan antarsaudara. Di sisi lain, penduduk yang masih menetap di pulau pun mulai mengulurkan tangan ke dunia luar dengan harapan menarik penduduk baru.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada yang tertarik untuk hidup di pulau terpencil seperti Palmerston ini.

TAG

BERITA TERKAIT