RAKYATKU.COM, JAKARTA - Polisi berhasil mengungkap kasus rencana pembunuhan 4 tokoh nasional, termasuk pimpinan salah satu lembaga survei.
Itu setelah polisi menciduk ratusan perusuh. Dari ratusan itu, ada 6 yang ternyata merupakan eksekutor yang dibayar untuk menghabisi 4 tokoh nasional.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Muhammad Iqbal mengatakan, keenam tersangka masing-masing, HK alias Iwan, AZ, IR, TJ, AD, dan AF alias Fifi. Mereka memiliki tugas atau peran yang berbeda.
Polisi tak merilis nama 4 tokoh nasional yang dimaksud. Namun yang pasti, Presiden Joko Widodo, tak termasuk dari 4 target para eksekutor.
Mereka mendompleng jadi "penumpang gelap" pada aksi 21-22 Mei 2019.
"Pejabat negara, bukan presiden. Saat ini proses pendalaman, nanti akan semakin mengerucut dan disampaikan ke publik," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal di Jakarta, Selasa, (28/5/2019).
Meski polisi tak merilis nama empat pejabat yang dimaksud, namun sebelumnya beredar sejumlah nama yang akan jadi target pembunuhan. Mereka adalah Menko Polhukam Wiranto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, politisi Adian Napitupulu dan Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.
Para eksekutor tersebut, sudah melakukan survei ke lokasi-lokasi yang biasa disinggahi empat tokoh itu, termasuk tempat tinggalnya.
Dari keterangan para tersangka, rencana pembunuhan itu sudah disusun sejak 2018.
Saat ditangkap, mereka diciduk memiliki senjata api, lengkap beserta amunisi yang diduga digunakan untuk pembunuhan.
Dari tangan para tersangka diamankan beberapa barang bukti sepucuk pistol taurus kaliber 38 dengan dua boks peluru berjumlah 93 butir, sepucuk pistol kaliber 52 dengan lima butir peluru, sebuah senjata api laras panjang dan laras pendek rakitan kaliber 22, serta sebuah rompi antipeluru bertuliskan polisi.
"Coba lihat ini ada teleskopnya. Jadi ini diduga untuk menghabisi orang dari jarak jauh. Meski senjata rakitan, efeknya luar biasa," kata Iqbal.