RAKYATKU.COM - Tiga orang Amerika terinfeksi lungworm (cacing paru-paru) tikus setelah setelah liburan di Hawaii.
Seperti namanya, cacing paru-paru tikus disebabkan oleh cacing gelang parasit Angiostrongylus cantonensis, yang menginfeksi paru-paru tikus. Itu juga bisa ditemukan pada siput.
Penyakit ini dapat memiliki efek melemahkan pada otak dan sumsum tulang belakang orang yang terinfeksi.
Menurut laporan staradvertiser.com, salah satu orang mengunjungi Hawaii Timur pada bulan Desember 2018 dan terinfeksi setelah makan siput.
Dua individu lainnya melakukan perjalanan ke sisi barat pulau Hawaii, dan sumber pasti infeksi mereka masih belum diketahui. Tapi satu orang dilaporkan telah mengkonsumsi salad buatan sendiri dan yang satu lagi memakan buah-buahan dan sayuran yang tidak dicuci.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) gejala lungworm bervariasi tetapi dapat mencakup sakit kepala parah atau kekakuan leher.
Dalam kasus yang jarang terjadi, itu dapat menyebabkan masalah neurologis, nyeri parah, atau bahkan cacat jangka panjang.
"Orang-orang datang dengan gejala meningitis bakteri, seperti mual, muntah, leher kaku, dan sakit kepala yang sering bersifat global dan parah," menurut CDC. "Selain itu, sensasi abnormal pada lengan dan kaki bisa terjadi."
Menurut CDC, sebagian besar infeksi sembuh secara spontan tanpa pengobatan, karena cacing tidak dapat bertahan lama di tubuh manusia.
Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, itu bisa menyebabkan disfungsi neurologis atau kematian.
Tahun lalu, seorang atlet Australia berusia 19 tahun meninggal setelah otaknya terinfeksi oleh cacing paru-paru tikus, yang didapatnya setelah memakan siput sekitar delapan tahun sebelumnya.
Sam Ballard meninggal pada November 2018 setelah bertahun-tahun mengalami kejang, dan menjalani perawatan konstan.