Minggu, 26 Mei 2019 20:42
Anies Baswedan. Ist
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku terbuka terhadap kritik. Bahkan Anies menegaskan tidak akan menangkap orang yang mengkritiknya.

 

"Kalau ada yang mengkritik nggak usah ditangkap. Saya nggak pernah menangkap orang yang mengkritik saya. Sama sekali," kata Anies, Minggu (26/5/2019).

Mulanya, Anies ditanya soal kemunculan petisi online yang meminta agar dirinya dicopot dari jabatan Gubernur DKI Jakarta. 

Dalam petisi yang dibuat 'Opini Kamu', Anies disebut telah gagal memimpin DKI Jakarta. Pembuat petisi meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Mendagri Tjahjo Kumolo segera memanggil dan memecat Anies. Petisi itu dibuat sejak 10 bulan lalu.

 

"Itu munculnya bulan apa ya, coba Anda cek lagi, kapan munculnya pertama kali petisi itu Anda cek kapan tanggalnya. Yang kedua, setiap warga negara berhak menyampaikan pandangannya, tidak ada larangan sama sekali," bebernya.

Anies merasa tidak keberatan dengan petisi tersebut. Dia mengatakan tiap warga negara berhak menyampaikan pendapat. Menurutnya, kritik merupakan risiko yang harus dihadapinya sebagai seorang pejabat publik.

"Setiap warga negara berhak menyampaikan, berhak mengkritik. Dan kalau berada di ranah publik harus mau dikritik, harus. Bahkan dicaci maki pun harus biasa-biasa saja," ujarnya.

"Kalau di wilayah publik jangan minta dipuji saja. Di wilayah publik itu harus siap dicaci maki, diminta turun atau naik. Itu prinsipnya sama. Dicaci tidak tumbang, dipuji tidak terbang," tambah Anies dikutip Detikcom.

Ia menegaskan prinsip itu telah ditanamkan dirinya sejak lama. Anies menyebut pejabat publik harus siap menjadi alamat keluh kesah masyarakat.

"Alamat keluh kesah adalah pejabat publik. Kalau mau jadi pejabat publik maka harus siap untuk menjadi alamat keluh kesah, alamat caci maki. Harus siap," pungkasnya.


 

TAG

BERITA TERKAIT