Minggu, 19 Mei 2019 16:03
Boeing 737 Max yang dioperasikan Ethiopian Airlines.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Cacat pada perangkat lunak simulator 737 MAX diduga menjadi penyebab jatuhnya Lion Air JT-610 dan Ethiopian Airlines.

 

Perangkat lunak simulator 737 MAX tersebut digunakan untuk melatih pilot. Akibatnya, pilot keliru dalam mengatasi masalah yang muncul dalam penerbangan.

"Boeing telah melakukan koreksi pada perangkat lunak simulator 737 MAX dan telah memberikan informasi tambahan kepada operator perangkat untuk memastikan bahwa simulator itu representatif di berbagai kondisi penerbangan," ujar Boeing seperti dikutip dari AFP, Minggu (19/5/2019).

Namun tidak disebutkan sejak kapan kecacatan tersebut disadari. Pernyataannya menandai pertama kali Boeing mengakui ada cacat desain pada perangkat lunak yang terkait dengan 737 MAX.

 

Menurut Boeing, perangkat lunak simulator penerbangan tidak mampu menyimulasikan kondisi penerbangan tertentu yang serupa dengan yang terjadi pada saat kecelakaan maskapai Ethiopian Airlines pada Maret 2019 dan Lion Air pada Oktober 2018.

"Boeing bekerja sama secara erat dengan produsen perangkat dan regulator tentang perubahan dan pemutakhiran ini, dan untuk memastikan bahwa pelatihan pelanggan tidak terganggu," jelas Boeing.

Salah satu pelanggan seri 737 MAX, Southwest Airlines mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya akan menerima simulator yang telah dimutakhirkan pada akhir tahun ini. Sedangkan American Airlines menyebut telah memesan simulator 737 MAX dan akan dioperasikan pada Desember 2019.

"Sebagai hasil dari penyelidikan yang terus-menerus terhadap kedua kecelakaan pesawat, kami melihat potensi peluang pelatihan tambahan dalam koordinasi dengan FAA (Administrasi Penerbangan Federal) dan Asosiasi Pilot Sekutu," kata Boeing.

TAG

BERITA TERKAIT