RAKYATKU.COM, MAKASSAR.Saat ini, Ekonomi Kreatif (Ekraf) menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data terbaru dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Produk Domestik Bruto Sektor Ekraf tahun 2017 menyebutkan Ekonomi Kreatif memberikan kontribusi sebesar 7,44 persen terhadap total perekonomian nasional dengan nominal sebesar 989 triliun rupiah. PDB Ekraf terus tumbuh sebesar 5.06 persen pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf menyampaikan bahwa setiap tahun, industri kreatif Indonesia selalu tumbuh positif. PDB Ekonomi kreatif diproyeksikan telah meningkat mendekati 1,102 triliun pada 2018. Pertumbuhan pesat terjadi pada 4 subsektor, salah satunya adalah Desain Komunikasi Visual (DKV) bertumbuh sebesar 8,14 persen .
Islamuddin Rusmin Reka Pelaksana Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif mengatakan“Industri ekonomi kreatif kedepan akan menjadi salah satu motor penggerak bagi perekonomian Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global. Dengan potensi market yang besar, serta munculnya generasi milenial, subsektor desain komunikasi visual memiliki potensi dalam mendorong pertumbuhan Ekraf yang juga dinilai mampu memberikan dampak besar terhadap subsektor Ekraf lainnya, misalnya pada Ekraf Kuliner, Fesyen, Kriya, dan sebagainya.”
Kedepan, keberadaan desainkomunikasi visual/grafisdandesainproduk akan menjadi penting dalam perkembangan industri kreatif. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan pelaku usaha terkait branding, materi tampilan, desain katalog dan lain-lain. Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) pun beberapa kali memberikan pelatihan kepada UMKM yang ada di Indonesia, baik bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) maupun dengan institusi lain.
Menurut data BEKRAF yang dihimpun selamaperiode 2011 hingga 2016, kontribusi PDB LajupertumbuhansubsektorDesainKomunikasi Visual tercatat yang tertinggikeempat di ekonomikreatif. Hal inimenunjukkanbahwasubsektorDesainKomunikasi Visual memilikipotensi yang dahsyat, namunmasihterkendalaolehekosistemdanfasilitas yang terbatas.
Mangara Pangaribuan, Direktur PT Astra GraphiaTbkmengatakan, “Astragraphia mendukung industriekraf Indonesia secaraend-to-end, mulai dari sisi People, Technology, dan Process. Dari sisi People, Astragraphia telah siap memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan dengan tim yang kompeten di bidang digital printing, melalui serangkaian kegiatan edukasi, workshop dan training. Dari sisiTechnology, Astragraphia didukung dengan solusi mesin digital printing Fuji Xerox dan mesin digital offset Fujifilm yang kami pasarkan. Kami perkuat lagi dari sisi Process, Astragraphia memiliki printing showroom di mana publik dapat melihat proses cetak hingga finishing. Kami berharap ketiga hal diatas dapat dimanfaatkan oleh para pemilikusaha printing maupun end-user agar dapat meningkatkan pemahaman mengenai proses cetak yang mudah dan hasil cetak yang presisiserta meningkatkan nilai jual karyanya.”
Eko Wahyudi, Chief Graphic Communications Services mengatakan, “Astragraphia mempunyai inisiatif untuk bisa memberikan sharing knowledge sebagai pelaku industri percetakan. Sharing knowledge ini diberikan kepada para siswa SMK Grafika, Mahasiswa Desain, dan professional desain yang tergabung dalam asosiasi desainer grafis. Sharing knowledge berupa training in class, workshop, hingga hands-on langsung ke mesin Fuji Xerox. Inisiatif ini yang terus dijalankan setiap tahunnya agar nantinyapara desainer ini mampu memberikan kontribusi terbaik untuk siap bekerja dan mendukung pertumbuhanindustri kreatif Indonesia.”