Jumat, 17 Mei 2019 12:31
Agus Ayub Waker
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, PAPUA - Pemberontak Organisasi Papua Merdeka (OPM), kembali menembak mati seorang prajurit TNI, Pratu Kasnun, Senin, 13 Mei 2019 lalu, saat terjadi kontak senjata di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua. Pratu Kasnun dimakamkan di kampung halamannya, Aceh,  lalu mendapat pangkat anumerta, Praka.

 

Praka Kasnun adalah prajurit TNI yang kesekian, yang ditembak mati oleh kelompok separatis di Papua.

Tak cukup menghabisi satu per satu prajurit kita, OPM juga menyiapkan serangan ke PT Freeport. Itu terungkap dari pernyataan petinggi OPM di Intan Jaya, Agus Ayub Waker di Fanpage media sosial kelompok pemberontak itu.

Agus Ayub Waker, diangkat oleh organisasi separatis itu sebagai panglima KODAP 8 Intan Jaya, yang beroperasi meliputi wilayah sekitar Tembagapura. 

 

Ayub telah lama memimpin pasukannya melakukan serangan terhadap petugas keamanan di wilayah Tebagapura, Papua.
Ayub mengklaim telah menembak puluhan anggota TNI dan Polri di sekitar Tembagapura, dalam kurun waktu 2012-2018. 

"Pasukan Ayub Waker memiliki senjata canggih standar militer. Senjata tersebut dari hasil rampasan milik militer dan Polisi Indonesia dan dan juga diperoleh dari hasil beli dari senjata militer Indonesia," demikian pernyataan juru bicara OPM, Sebby Sambom.

Ayub juga mengumumkan pernyataannya tersebut di media sosial youtube.

Menurut Ayub, atas adanya rencana serangan tersebut, dia meminta karyawan PT Freeport yang tak bersenjata, agar meninggalkan pekerjaannya.

"Apabila terjadi perang dan karyawan yang tak bersenjata menjadi korban, kami tak bertanggung jawab. Kami sudah mengumumkan sebelum terjadi perang, agar setiap orang yang tak bersenjata atau warga sipil wajib mengosongkan wilayah Tembagapura," ujar Ayub.

OPM kata dia, akan menembak mati semua orang yang masih berada di wilayah Tembagapura sesudah pengumuman pernyataan perang ini dikeluarkan. Termasuk mereka yang tak bersenjata. 

"Jika terdapat korban warga sipil atau seorang yang tak bersenjata, adalah risiko akibat dari tidak mengindahkan dari pengumuman perintah perang ini," tambahnya.

OPM inginkan aktivitas pertambangan emas di Tembagapura dihentikan sebelum Indonesia melaksanakan tuntutan OPM, untuk hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua Barat. 

"Sebelum terwujud tujuan OPM untuk kemerdekaan bangsa Papua, perang tidak akan pernah berhenti, jika sampai Indonesia tidak inginkan Kemerdekaan Papua, maka perang sampai pada dunia kiamat," tegas Ayub.

TAG

BERITA TERKAIT