Kamis, 16 Mei 2019 15:06
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah ikut hadir dalam pertemuan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Yenny Wahid di Bogor, Rabu (15/5/2019).
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah ikut hadir dalam pertemuan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Yenny Wahid di Bogor, Rabu (15/5/2019).

 

Pertemuan itu digelar di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Istana Bogor. Selain Nurdin Abdullah, tujuh kepala daerah lainnya hadir dalam pertemuan tersebut.

Mereka yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur NTB Zulkiflimansyah, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Wali Kota Bogor Bima Arya, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut? Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut memilih merahasiakannya.

 

"Itu secret. Biarkan rakyat yang menilai. Iya jadi kita sudah godok pertemuan ini dengan baik," kata Nurdin Abdullah.

Nurdin hanya menyebut bahwa para pemimpin yang hadir dalam pertemuan di Bogor percaya kepada KPU. Mereka juga menyatakan menolak people power.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan pertemuan itu digelar karena adanya kegelisahan yang sama. Peserta pertemuan, katanya, menginginkan adanya perdamaian pascapemilu. 

Jika hanya satu orang yang menggaungkan perdamaian itu, kata dia, tidak akan maksimal.

"Akhirnya atas insiasi Kang Bima (Wali Kota Bogor Bima Arya) karena Bogor tempat yang paling pas ingin mengisi ruang-ruang informasi mulai hari ini, besok, sampai tanggal 22 jangka panjang dengan infomasi-informasi menyejukan dari para pemimpinnya," kata dia.

Emil mengatakan, AHY, Yenny, dan para kepala daerah sepakat akan memberikan informasi yang membawa gagasan kerukunan perdamaian untuk melawan ruang-ruang informasi yang terlalu tegang dan melelahkan. Tujuannya agar bangsa Indonesia bisa maju terus menghadapi masa depan yang lebih baik.

Terkait hasil Pemilu, Emil mengatakan bahwa para tokoh sepakat memberikan kesempatan bagi ruang aturan dan hukum untuk menyelesaikan perbedaan. 

Sementara AHY mengungkapkan bahwa para tokoh yang hadir menangkap berbagai keresahan dan kekhawatiran masyarakat di berbagai daerah situasi nasional pascapemilu 2019.

Ia mengatakan bahwa pada 17 April 2019 diharapkan bangsa Indonesia kembali merajut persaudaraan dan memaafkan setelah terlibat dalam proses kompetisi politik.

"Tetapi apa yang terjadi tentu kita rasakan bersama bahwa benih-benih perselisihan tetap tersemai dan ini tentu kita tidak harapkan. Karena bagaimanapun kita ingin Indonesia tetap utuh," kata AHY.
 

TAG

BERITA TERKAIT