RAKYATKU.COM - Sekjen PBB, Antonio Guterres menunjukkan dukungan dan pujiannya untuk komunitas muslim di Selandia Baru saat mengunjungi dua masjid dimana 51 jemaah tewas ditembak pada Maret lalu. Pelaku penembakan yang merupakan warga Australia, seorang supremasi kulit putih, diadili terkait serangan di Masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch, sebuah serangan teror penembakan massal terburuk dalam sejarah modern Selandia Baru.
Dalam kunjungannya pada Selasa (14/5), Guterres menyerukan upaya yang lebih kuat untuk memadamkan ujaran kebencian yang bergulir seperti bola api di sosial media. Guterres juga menyampaikan telah memerintahkan pembentukan tim PBB untuk mengembangkan rencana aksi global terkait isu ini.
"Ujaran kebencian menyebar dan wacana publik semakin kasar," kata Guterres, dilansir dari Aljazeera, Selasa (14/5).
"Media sosial dieksploitasi sebagai sebuah panggung bagi kefanatikan. Kita semua harus menunjukkan solidaritas dalam merespons bahaya eskalasi kebencian. Kebencian menyebar layaknya kebakaran di media sosial. Kita harus memadamkannya. Tak ada ruang untuk ujaran kebencian, online atau offline," tegasnya.
Guterres berada sekitar 30 menit di dalam Masjid Al Noor dan berdialog dengan para imam dan penyintas dalam serangan saat salat Jumat 15 Maret lalu.
Di luar masjid, Guterres menyampaikan kepada wartawan bahwa sebagaimana orang di seluruh dunia, dia tersentuh dengan kisah-kisah harus tentang belas kasih dan rahmat.
"Saya tahu tak ada kata yang bisa menyembuhkan luka dan derita serta kepedihan. Tapi saya berkeinginan datang ke sini secara pribadi untuk menyebarkan cinta, dukungan, dan kekaguman yang lengkap dan sempurna," jelasnya.
Guterres kemudian menuju Masjid Linwood dimana dia meletakkan karangan bunga dan bertemu para korban yang selamat dari tragedi penembakan, salah satunya Abdul Aziz. Abdul Aziz dikenal sebagai pahlawan karena berusaha mengejar pelaku teror dan melemparnya dengan mesin kartu kredit dan senjata buangan.