Kamis, 09 Mei 2019 09:34
Luhut Binsar Panjaitan. Ist
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan akhirnya angkat bicara terkait film dokumenter 'Sexy Killers'.

 

Luhut mengakui memiliki saham di perusahaan tambang batu bara bernama Kutai Energi. Namun  ia membantah memiliki lahan batu bara seluas 140 ribu hektar seperti yang dibeberkan di film 'Sexy Killers'.

"Saya enggak ada urusan dengan sexy killer itu. Saya memang ada punya itu di Kutai saya punya 99 persen," kata Luhut.

Luhut tak menampik pernah memiliki saham kepemilikan di perusahaan tambang lainnya PT Toba Bara Tbk (TOBA). Namun sahamnya di perusahaan tersebut sudah dijualnya sekitar empat tahun silam.

 

"Itu dulu memang saya punya di situ, tapi 4 tahun lalu saya jual. Jadi kalau ada yang bilang ada, itu (TOBA) kan sudah public company yang melalui suatu proses yang panjang banget," terang Luhut.

Perusahaan publik akan melewati sejumlah pemeriksaan melalui lingkungan hingga pajaknya. Sehingga keberadaan perusahaan yang dibuka untuk publik itu menurut Luhut dapat dipertanggungjawabkan.

"Itu kan enggak gampang melalui lingkungan, pajak segala macam. Jadi memang terlalu banyak kita ribut enggak jelas ini," tegasnya dikutip CNNIndonesia, Kamis (9/5/2019).

"Jadi kalau dibilang saya punya 140 ribu hektar ya kalau ada 140 bagi-bagi sajalah. Jadi enggak usah dibahas yang kaya gitu," lanjut dia.

Sebelumnya, Film dokumenter yang diunggah lewat channel WatchDoc pada Sabtu (13/4) lalu itu menceritakan beberapa penggalian tambang batu bara di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera. 

Nama Luhut ikut terseret karena menjadi salah satu pemegang saham perusahaan batu bara, PT Toba Bara Tbk (TOBA). 

Perusahaan itu disebut-sebut ikut menjadi salah satu pihak yang menambang batu bara sampai dikirim ke berbagai kawasan untuk pembangunan PLTU yang dianggap tak bertanggung dengan masyarakat sekitar. 

Misalnya, udara yang tercemar, kurangnya air bersih, tidak ditutupnya sisa galian tambang, dan mengambil lahan kerja transmigran yang sebagian besar bertani. 
 

TAG

BERITA TERKAIT