Sabtu, 04 Mei 2019 10:58
Irma Suryani. Ist
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengusulkan agar jenazah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dibongkar untuk diautopsi.

 

Menanggapi hal itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin merasa heran dengan pernyataan yang dilontarkan BPN Prabowo-Sandi. 

Usulan untuk membongkar dan mengautopsi jenazah KPPS yang meninggal itu dinilai berlebihan. "Nggilani ! Asbun banget sih," ujar juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Irma Suryani.

Dalam Bahasa Jawa, "nggilani" artinya "menjijikkan". Asbun adalah akronim "asal bunyi" yang bermakna asal berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Menurut Irma, tak ada anggota KPPS yang meninggal secara misterius.

 

"Saya nggak dengar tuh ada yang meninggal misterius. Meninggal karena kelelahan, sakit dan lain-lain adalah rahasia Allah, nggak usah lebay lah," bebernya dikutip Detikcom.

Menurut Irma, semua pihak prihatin atas banyaknya KPPS yang meninggal usai Pemilu. Di sisi lain, dia menyayangkan masih ada pihak yang memunculkan isu negatif. Dia meminta agar tidak ada lagi yang melempar isu tidak pantas, lebih baik menurutnya tunggu hasil KPU. 

"Kita semua prihatin dengan Pemilu yang melelahkan ini, tapi jangan kemudian malah mau digoreng-goreng nggak karuan. Saya saja menderita kelelahan kronis karena pemilu serentak ini dan sampai dirawat. Jangan bikin isu yang nggak-nggak lah. Pesta demokrasi sudah usai, mari kita tunggu pemenangnya, ngomong macem orang nggak sekolahan saja," katanya.

Sebelumnya, anggota BPN Mustofa Nahrawardaya mengemukakan penilaiannya soal meninggalnya ratusan anggota KPPS itu. Dia merasa ada yang janggal karena banyaknya jumlah petugas yang meninggal. Maka perlu adanya autopsi supaya kecurigaan sirna.

"Kami mengusulkan kemarin kalau dipandang perlu maka seluruh jenazah yang meninggal misterius karena kami tidak mendengar secara detail penyebabnya apa secara medis, maka jika perlu semua jenazah itu dibongkar untuk dilakukan autopsi. Supaya tidak ada kecurigaan di antara masyarakat," kata anggota BPN, Mustofa Nahrawardaya.


 

TAG

BERITA TERKAIT