RAKYATKU.COM, ADELAIDE - Aaron Ellis (43), dibekuk aparat kepolisian di rumahnya, Adelaide utara sekitar pukul 08.30 malam, Senin, 29 April lalu.
Ellis dituduh memiliki dan membuat bahan peledak. Pasukan penjinak bom dipanggil, ketika sebuah bahan peledak yang sangat volatile dijuluki 'Bunda Setan' atau triacetone triperoxide (TATP), diduga ditemukan di dalam gudang, serta bahan untuk membuat bom pipa.
Putri tiri Ellis, Maddi mengatakan pada Nine News, bahwa ayah tirinya, tidak lebih dari seorang lelaki yang sangat cinta dalam bidang kimia.
"Dia hanya bergairah tentang kimia, dia tidak akan menyakiti siapa pun," katanya.
“Dia tidak berbahaya bagi siapa pun dan dia tidak akan membahayakan kita, dia bukan tipe orang seperti itu," lanjutnya.
Maddi mengaku yakin, banyak orang punya bahan kimia di gudang mereka yang bisa membuat bom atau apa pun. "Dia bukan teroris," tegasnya.
Rumah Ellis, pertama kali digeledah pada bulan Februari setelah polisi disiagakan oleh postingan media sosial yang dibuat oleh Ellis, yang menyatakan bahwa ia 'membenci umat Islam'.
Pada saat itu, petugas tidak menemukan apa-apa dan tidak ada tuduhan.
Asisten Komisaris Pelaksana Polisi Craig Patterson mengatakan, sementara dugaan penemuan baru-baru ini 'sangat mengkhawatirkan' dan investigasi masih berlanjut, masalah ini tidak diperlakukan sebagai terorisme.
"Terdakwa mungkin memiliki beberapa pandangan nasionalis sayap kanan, anti-Muslim yang sedang dieksplorasi lebih lanjut," kata Patterson.
“Tapi, pada titik waktu ini, kami menyatakan bahwa itu bukan insiden terkait terorisme," lanjutnya.
Menurutnya, tidak ada indikator kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap anggota masyarakat.
"Saya dapat meyakinkan publik bahwa kami tidak memiliki informasi bahwa orang ini membuat ancaman atau berniat menggunakan kekerasan terhadap siapa pun," ujarnya.
Bahan peledak 'Bunda Setan' diyakini sebagai bahan yang sama dengan yang digunakan dalam pemboman Sri Lanka, yang menewaskan lebih dari 200 orang selama Paskah, Nine News melaporkan.
Warga yang tinggal di dekat rumah Ellis dievakuasi pada hari Selasa, karena bahan peledak susah untuk dipindahkan dan harus diledakkan di tempat.
Pria berusia 43 tahun itu muncul di Pengadilan Elizabeth Magistrates, Selasa.
Gambar yang diserahkan ke pengadilan menunjukkan, apa yang tampaknya menjadi bahan untuk bom pipa dan bahan kimia campuran yang disimpan dalam lemari es.
Ellis tidak memberikan penjelasan, mengapa ia diduga memiliki alat peledak.
Sersan Brevet Daren Cross berkata tanpa penjelasan di balik barang-barang itu, ia akan menentang segala bentuk jaminan.
Ellis telah ditahan dan akan kembali ke pengadilan minggu depan, ketika sebuah laporan tentang kemungkinan jaminan tahanan rumah akan dipertimbangkan.