Selasa, 30 April 2019 15:45
Paus diduga mata-mata ditemukan di Norwegia
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Kedengarannya seperti sesuatu dari film mata-mata Perang Dingin, tetapi nyata. Seekor paus ditemukan di perairan dekat Norwegia dengan sabuk pengaman yang ketat.

 

Sabuk itu diyakini telah dipasang oleh militer Rusia, dan digunakan sebagai mata-mata.

Paus itu telah memicu kekhawatiran dari pejabat Norwegia dan menimbulkan spekulasi bahwa hewan itu mungkin telah melarikan diri dari fasilitas militer Rusia.

"Ada banyak kerahasiaan terkait proyek-proyek militer ini, tetapi seorang peneliti Rusia yang saya ajak bicara mengatakan dia tahu bahwa pertahanan Rusia memiliki ikan paus yang dikurung untuk pelatihan militer," kata ilmuwan paus Norweigian, Audun Rikardsen kepada surat kabar Aftenposten.

 

"Kemungkinan besar Angkatan Laut Rusia di Murmansk terlibat," katanya.

Rusia memiliki fasilitas militer utama di dan sekitar Murmansk di Rusia barat laut.

Dalam sebuah tweet, Direktorat Perikanan Norwegia menjelaskan bahwa para pejabat bekerja dengan seorang nelayan setempat untuk melepas sabuk dari tubuh paus itu. 

Joergen Ree Wiig, pejabat dari Direktorat ada tulisan "Equipment St. Petersburg" di tali pengikat paus itu.

Rikardsen, seorang profesor di Departemen Arktik dan Biologi Kelautan di Universitas Arktik Norwegia di Tromsoeadded, mengatakan tidak ada ilmuwan yang akan memasang sabuk jenis ini pada hewan.

Pernyataannya semakin menguatkan dugaan paus mata-mata militer.

Rusia tidak memiliki sejarah menggunakan paus untuk tujuan militer, tetapi Uni Soviet memiliki program pelatihan lengkap untuk lumba-lumba.

Lumba-lumba digunakan oleh Uni Soviet dan AS pada puncak Perang Dingin, setelah dilatih untuk mendeteksi kapal selam, ranjau bawah laut dan melihat benda-benda mencurigakan atau individu di dekat pelabuhan dan kapal.

Pensiunan Kolonel Viktor Baranets, yang mengamati pelatihan lumba-lumba militer di era Soviet dan pasca-Soviet, mengatakan mamalia laut adalah bagian dari perlombaan senjata Perang Dingin yang lebih luas antara USSR dan Amerika Serikat.

Lumba-lumba Soviet juga dilaporkan bertindak sebagai kamikaze bawah laut dengan menanam bahan peledak di kapal musuh. Program itu berkembang pesat selama 1980-an.

TAG

BERITA TERKAIT