Minggu, 28 April 2019 16:18
Said Didu di peternakannya dalam sebuah kesempatan.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Pernyataan Mahfud MD tentang provinsi garis keras berbuntut panjang. Permintaan klarifikasi Said Didu akhirnya jadi bahan perdebatan.

 

Awalnya Said Didu bertanya baik-baik kepada Mahfud MD lewat Twitter.

"Saya berasal dari Sulsel. Mohon jelaskan indikator yang Prof gunakan sehingga menuduh orang Sulsel adalah orang-orang garis keras agar jadi bahan pertimbangan kami," kata Said Didu yang mantan sekretaris Kementerian BUMN itu.

Pertanyaan itu dijawab Mahfud MD. "Garis keras itu sama dengan fanatik dan sama dengan kesetiaan yang tinggi. Itu bukan hal yang dilarang, itu term politik. Sama halnya dengan garis moderat, itu bukan hal yang haram," kata Mahfud.

 

"Dalam term itu saya juga berasal dari daerah garis keras di Madura. Madura itu sama dengan Aceh dan Bugis, disebut fanatik karena tingginya kesetiaan kepada Islam sehingga sulit ditaklukkan. Seperti halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adalah istilah-istilah yang biasa dipakai dalam ilmu politik," lanjut Mahfud.

Perdebatan di Twitter akhirnya berlanjut dengan melibatkan warganet. Said Didu mempersoalkan pernyataan-pernyataan Mahfud yang seolah-olah sudah memastikan Jokowi-Ma'ruf menang. Padahal, KPU belum menetapkan hasil.

Mahfud akhirnya menantang Said Didu terkait klaim kemenangan Prabowo-Sandi 62 persen.

"Saya percaya hasil QC sulit dibalik karena saya akademisi. Sekarang tinggal Pak Didu yang membuktikan, katanya BPN sudah punya C1 menang 62 persen dan sudah minta bantuan C1 milik Bawaslu sebagai penguat. Lihat real count-nya. Mana yang menang. Tak usah nunggu 22 Mei," kata Mahfud.

Pada bagian lain, Said Didu melayani serangan warganet. Salah satunya pemilik akun @yogipriatna.

"Tak lebih dari dua hal mengenai @msaid_didu: sekedar penjilat gerombolan Orba atau diam-diam mengamini ide negara khilafah. Jelas beda level dengan @mohmahfudmd yang seorang nasionalis dan negarawan sejati," cuitnya.

Hal itu membuat Said bereaksi. "Tuduhan Anda saya catat. Bapak saya salah seorang perintis kemerdekaan yang ikut merdekakan bangsa ini. Tunjukkan bukti tuduhan Anda, saya tunggu," tantang putra asal Pinrang, Sulawesi Selatan itu.

TAG

BERITA TERKAIT