Senin, 22 April 2019 20:10
Editor : Eka Nugraha

RAKYATKU.COM, COLOMBO --- Rencana ledakan bom di sejumlah titik di Sri Lanka sepertinya sudah terencana. Hal itu terbukti, saat kepolisian menemukan sedikitnya 87 bom dengan detonator di Stasiun Bastian Mawatha, Kolombo, pada Senin (22/4) sore.

 

Melalui sebuah pernyataan, kepolisian melaporkan sebanyak 12 alat peledak ditemukan berserakan di tanah, sementara 75 lainnya dibuang di tempat pembuangan sampah di dekatnya.

Penemuan itu terjadi sehari setelah serangan bom menerjang delapan lokasi terpisah di Kolombo dan dua kota lainnya. Kantor Kepresidenan Sri Lanka menyatakan pemerintah berencana mendeklarasikan status darurat nasional mulai Senin tengah malam nanti.

Melalui pernyataan yang dikutip AFP, kantor kepresidenan menyebutkan status tersebut diputuskan sebagai upaya "mengizinkan kepolisian dan militer" menjamin keamanan publik.

 

Hingga kini, sebanyak 290 orang tewas dan 500 lainnya luka-luka akibat serangkaian teror bom tersebut. Namun, Kedutaan Besar RI di Kolombo memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban tewas maupun luka dalam peristiwa tersebut.

Delapan bom meledak pada lokasi berbeda di Ibu Kota Kolombo, Negombo, dan Baticaloa. Lokasi-lokasi itu termasuk tiga gereja dan empat hotel.

Meski belum ada kelompok yang mengklaim, pemerintah Sri Lanka meyakini serangan paling mematikan selama satu dekade terakhir itu dilakukan oleh kelompok ekstremis Islam lokal, Jamaah Tauhid Nasional (NTJ).

TAG

BERITA TERKAIT