RAKYATKU.COM - Mantan Presiden Peru, Alan Garcia yang mengakhiri hidupnya sesaat sebelum ditangkap karena tuduhan korupsi, meninggalkan catatan bunuh diri.
Catatan itu dibacakan oleh putrinya, Luciana Garcia Nores selama pemakamannya pada hari Jumat. Di dalamnya, Garcia menyatakan bahwa dia tidak harus menderita "ketidakadilan" karena ditangkap atas tuduhan korupsi.
"Saya telah melihat orang lain diarak berborgol dengan mempertahankan keberadaan mereka yang menyedihkan. Tetapi Alan García tidak harus menderita ketidakadilan dan sirkus itu," tulisnya dalam surat itu, menurut kantor berita Efe.
"Untuk alasan itu, saya meninggalkan martabat untuk anak-anak saya atas keputusan saya; kepada rekan-rekan saya, tanda kebanggaan. Dan mayat saya sebagai tanda penghinaan saya terhadap musuh saya karena saya sudah memenuhi misi yang saya tetapkan sendiri."
"Semoga Tuhan, kepada siapa aku pergi dengan bermartabat, melindungi yang baik hati dan yang paling rendah hati."
Penyelidik mengatakan dia menerima suap dari Odebrecht selama masa jabatan keduanya, terkait dengan proyek pembangunan jalur metro di ibukota.
Odebrecht telah mengakui membayar hampir $30 juta dalam bentuk suap di Peru sejak 2004.
Tetapi Garcia menyatakan bahwa dia adalah korban politik. Pada hari Selasa, dia menulis di Twitter bahwa "tidak ada petunjuk atau bukti" terhadapnya.