Minggu, 14 April 2019 17:38
Aris Sugianto dan Ajis Prakoso saat dibekuk aparat kepolisian dari Polda Jatim.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, KEDIRI - Malam itu, tiga hari pasca penemuan mayat. Di sebuah warung nasi goreng di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri., Aris Sugianto, berteriak-teriak. "Wedi aku...wedi aku," teriaknya dalam bahasa Jawa yang artinya "aku takut".

 

Teriakan itu, sontak membuat para tetangga terbangun. Sujilah (65), salah seorang tetangga warung Aris, menyingkap kain gorden jendelanya. Dia mengintip keluar. 

Sujilah melihat beberapa warga lainnya, datang mengintip ke dalam warung Aris. Dilihatnya Aris Sugianto berlari ke jalanan dengan ekspresi ketakutan.
 
Keesokan harinya, Sujilah menanyai Aris. Kepada Sujilah, Aris mengaku bermimpi ada kayu yang berat menghimpit pundaknya.

Sejak saat itu, warung nasi goreng yang baru 10 hari buka itu, tak pernah buka lagi.

 

Beberapa malam kemudian, Aris diciduk polisi di warungnya tersebut.

Aris bersama dengan Ajis Prakoso, merupakan dua tersangka kasus mutilasi Budi Hartanto, guru honorer dan pemilik sanggar CK Dance Home yang berlokasi di ruko GOR Jayabaya, Kota Kediri.

Ajiz Prakoso sendiri, ditangkap saat berada dalam bus di Tol Dalam Kota Tegal Parang, Jakarta Selatan pukul 07.50 WIB.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, seperti dugaan awal, motif pembunuhan karena asmara. Korban dikenal sering berganti-ganti pasangan, membuat pelaku cemburu.

TAG

BERITA TERKAIT