RAKYATKU.COM - Para demonstran Sudan merayakan penggulingan dua pemimpin negara dalam dua hari.
Pada hari Jumat, ketua dewan militer Ahmed Awad Ibn Ouf mengumumkan pengunduran dirinya, sehari setelah memimpin kudeta untuk melengserkan Presiden Omar al-Bashir.
Ibn Ouf, yang dikenal karena perannya dalam penindasan brutal di Darfur barat, dipandang terlalu mirip dengan Bashir.
Jadi, meskipun Bashir telah dicopot pada hari Kamis, para demonstran tetap menolak membubarkan diri. Mereka berkemah di luar markas tentara di ibukota, Khartoum.
Dan setelah Ibn Ouf menyatakan mundur, para pengunjuk rasa diliputi kegemberiaan.
Namun itu bukan berarti aksi mereka berhenti sampai situ. Orang yang mempelopori demonstrasi telah mengumumkan bahwa aksi duduk akan berlanjut, sampai pemimpin negara baru dipilih.
"Kami menyerukan angkatan bersenjata untuk memastikan transfer kekuasaan segera ke pemerintah sipil transisi," kata mereka di Facebook.
Dalam pengumuman pengunduran dirinya, Ibn Ouf menunjuk jenderal lain, Abdel-Fattah Burhan, sebagai penggantinya.
Burhan akan memimpin Sudan selama dua tahun, sampai pemilihan diadakan.
Dewan militer telah berjanji bahwa pemerintah Sudan berikutnya adalah warga sipil, dan akan dibentuk oleh konsensus kekuatan politik, tanpa intervensi militer.
Namun angkatan bersenjata akan mempertahankan kementerian pertahanan dan kementerian dalam negeri untuk tujuan melawan setiap tantangan keamanan.
Tidak jelas apakah langkah itu akan cukup untuk memuaskan pengunjuk rasa yang menyerukan reformasi pro-demokrasi yang meluas.
Sementara itu, polisi mengatakan setidaknya 16 orang telah tewas oleh peluru nyasar selama protes pada hari Kamis dan Jumat.