Selasa, 09 April 2019 21:56
Bowo Sidik Pangarso (kanan).
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,JAKARTA - Kasus 400 ribu amplop untuk serangan fajar menyeret pihak lain. Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso mengaku diminta Nusron Wahid untuk menyiapkannya.

 

"Saya diminta oleh partai menyiapkan 400 ribu‎ (amplop). Nusron Wahid meminta saya untuk menyiapkan 400 ribu (amplop)," kata Bowo kepada wartawan di gedung KPK Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Hal tersebut diungkapkan tersangka suap kerja sama distribusi pupuk PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog) dengan PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) itu usai menjalani pemeriksaan.

Pernyataan Bowo tersebut diamini oleh kuasa hukumnya, Saut Edward Rajaguguk. Menurut Saut, Nusron dan Bowo merupakan calon anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah. Menurut Saut, Nusron Wahid rencananya menyiapkan 600 ribu amplop untuk persiapan serangan fajar.

 

Sementara terkait cap jempol pada amplop yang disiapkan Bowo, menurut Saut, sebagai tanda bahwa amplop ini sampai atau tidak. Ada pengalaman selama ini amplop tidak sampai kepada sasaran.

Sebelumnya, KPK menetapkan Bowo bersama dua tersangka lainnya yakni pihak swasta yang merupakan orang kepercayaan Bowo, Indung sebagai penerima suap dan Marketing Manager PT HTK, Asty Winasti sebagai pemberi suap.

Bowo diduga meminta fee kepada PT HTK atas biaya angkut yang diterima sejumlah 2 dolar AS per metric ton. Diduga telah terjadi enam kali penerimaan di sejumlah tempat sebesar Rp 221 juta dan 85.130 dollar AS. Dalam tangkap tangan juga ditemukan uang sekitar Rp8 miliar dalam pecahan Rp20 ribu dan Rp50 ribu yang telah dimasukkan dalam amplop-amplop. 


 

TAG

BERITA TERKAIT