RAKYATKU.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan mencaplok permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, jika dia terpilih kembali.
Israel akan menggelar pemungutan suara pada hari Selasa (09/04/2019).
Dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 News, tiga hari sebelum pemilihan, Netanyahu ditanya mengapa dia tidak memperluas kedaulatan ke pemukiman besar Tepi Barat, seperti yang dilakukan di Yerusalem timur dan Dataran Tinggi Golan.
“Siapa bilang kita tidak akan melakukannya? Kita sedang dalam proses dan kami mendiskusikannya,” kata Netanyahu.
“Anda bertanya apakah kita pindah ke tahap berikutnya, jawabannya adalah ya, kita akan pindah ke tahap berikutnya. Saya akan memperpanjang kedaulatan (Israel)."
Komentar terbaru Netanyahu tentu saja membuat marah Palestina.
Seorang juru bicara Pemimpin Palestina mengatakan pada Reuters bahwa: "Segala tindakan dan pengumuman tidak akan mengubah fakta. Pemukiman ilegal dan mereka akan dihapus."
"Israel akan terus melanggar hukum internasional selama masyarakat internasional akan terus memberikan penghargaan kepada Israel dengan impunitas, terutama dengan dukungan Pemerintah Trump dan dukungan atas pelanggaran Israel terhadap hak nasional dan hak asasi manusia rakyat Palestina," kata Saeb Erekat, kepala negosiator Palestina dan pembantu dekat Presiden Mahmoud Abbas.
Di Gaza, pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri mendesak Otoritas Palestina untuk menghentikan kerja sama keamanannya dengan Israel di Tepi Barat yang diduduki.
"Mimpi Netanyahu untuk mencaplok Tepi Barat tidak akan pernah tercapai dan kami tidak akan membiarkan itu terjadi," katanya.
"Sudah waktunya bagi (otoritas Pelestina) untuk menghentikan koordinasi keamanan dengan pendudukan, dan bersatu dalam menghadapi tantangan."
Setelah puluhan tahun membangun pemukiman, lebih dari 400.000 warga Israel kini tinggal di Tepi Barat, di antara 2,9 juta warga Palestina,
Lebih lanjut 212.000 pemukim Israel tinggal di Yerusalem Timur, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
Palestina dan banyak negara menganggap permukiman ilegal di bawah konvensi Jenewa yang melarang permukiman di tanah yang direbut dalam perang.
Israel membantah hal ini, dengan alasan kebutuhan keamanan dan koneksi alkitabiah, historis dan politis dengan tanah itu.
Sementara itu, Palestina ingin mendirikan sebuah negara di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza, semua wilayah yang direbut Israel pada tahun 1967.
Israel telah mencaplok Yerusalem timur dan menarik diri dari Gaza. Tepi Barat tetap berada di bawah pendudukan militer Israel.
Pernyataan Netanyahu mengikuti serangkaian pengumuman dan perubahan kebijakan oleh Presiden AS Donald Trump yang dianggap menguntungkan Israel.
Bulan lalu, Trump memutuskan mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, wilayah yang direbut Israel dari Suriah.
Itu mengikuti keputusan Desember 2017 untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan untuk memindahkan kedutaan AS di sana.