Sabtu, 06 April 2019 11:16
New York Times
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Boeing telah mengumumkan akan memangkas produksi pesawat 737 Max, setelah dua keluarannya terlibat dalam kecelakaan fatal dalam lima bulan.

 

Kepala eksekutif Boeing, Dennis A. Muilenburg, mengatakan bahwa perusahaan hanya akan produksi 42 pesawat sebulan. Itu dikurangi 10 unit, dari 52.

Selain 737 Max, Boeing juga memproduksi 737 NG dan versi pesawat militer.

Selain itu, Boeing juga akan membentuk komite keselamatan di dewan direksi untuk meninjau bagaimana mengembangkan dan membangun pesawat.

 

Langkah ini diambil ketika perusahaan menghadapi krisis dan tekanan pasca jatuhnya dua pesawat 737 Max, Lion Air Penerbangan 610 di Indonesia pada bulan Oktober dan Ethiopian Airlines Penerbangan 302 bulan lalu.

"Keselamatan adalah tanggung jawab kami, dan kami memilikinya," kata Muilenburg. "Ketika Max kembali ke langit, kami telah berjanji kepada pelanggan maskapai kami dan penumpang dan kru mereka bahwa itu akan seaman pesawat terbang yang pernah terbang."

Untuk sekarang, Boeing belum memberikan jadwal kapan 737 Max bisa terbang lagi.

Perusahaan telah memberikan pembaruan perangkat lunak yang akan mencegah kecelakaan serupa, dan itu harus disertifikasi oleh FAA dan regulator lainnya sebelum pesawat dapat terbang lagi.

Proses itu bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu, bahkan hingga berbulan-bulan.

"Tim bekerja tanpa lelah, memajukan dan menguji perangkat lunak," kata Muilenburg. “Kami juga menyelesaikan kursus pelatihan pilot baru dan materi pendidikan tambahan untuk pelanggan global Max kami.”

TAG

BERITA TERKAIT