Sabtu, 06 April 2019 10:32
Budi Hartanto
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, SURABAYA - Polisi memfokuskan penyelidikan pembunuhan guru tari di Kediri, Budi Hartanto (28), yang kepalanya dipenggal dan mayatnya dimasukkan ke dalam koper. Polisi menduga motifnya asmara sesama jenis.

 

Postingan-postingan media sosial korban pun tak luput dari pantauan, guna melihat siapa teman dekat korban. 

Polda Jawa Timur, sudah memeriksa 14 saksi. Termasuk salah seorang PNS di Nganjuk yang diduga pernah dekat dengan korban.

Merujuk pengakuannya di Instagram, Budi Hartanto sepertinya sudah memiliki kekasih, namun tak menjelaskan siapa sehingga jadi misteri sampai kematiannya.

 

Dalam tiga unggahan terakhirnya kurang lebih dapat menggambarkan statusnya.

"Sendiri bukan berarti tak laku," tulis Budi Hartanto dalam keterangan foto unggahannya di Instagram pada 10 Maret 2019.

Di foto tersebut, korban memakai kaus putih, membawa tas selempang, berpose di sisi kanan depan sebuah mobil Honda putih, sambil tersenyum.

Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, mengatakan, sudah ada lima teman korban dimintai keterangan sebagai saksi.

Kelimanya semua laki-laki bertingkah gemulai.

"Kami juga sudah meminta keterangan dari keluarga," kata AKP Heri Sugiono, Kamis (4/4/2019).

Soal informasi yang berkembang di luar kalau korban LGBT, Heri enggan berkomentar.

Tapi Heri juga tidak menyangkal soal informasi yang berkembang di luar itu.

"Info yang berkembang (di luar) memang seperti itu, kebetulan rekan-rekan korban kebanyakan seperti itu. Namun kami tetap sesuai fakta. Karena hasil otopsi dari forensik juga belum keluar," ujar Heri.

Unggahan berikutnya pada 13 Maret 2019, Budi Hartanto memakai kaus polo merah sedang duduk di meja dengan tangan kiri menopang dagunya.

"Kamu yang aku tunggu," demikian tertulis di keterangan foto.

Sosok Budi Hartanto dikenal supel bergaul, hal itu diakui kerabatnya Surahmat saat ditemui wartawan saat berada di kamar jenazah RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar, Rabu (3/4/2019) malam.

"Budi (korban) mbanceni (gemulai), tapi orangnya baik, ramah dengan warga, supel bergaul dan baik dengan orang tua," kata Surahmat.

Di antara rekan-rekannya, Budi Hartanto dianggap mampu mencairkan suasana. 

Hal itu diamini Widi, rekannya di SD Negeri Banjarmlati 2 Kota Kediri.

Dia dianggap selalu punya cara untuk menghidupkan suasana.

"Orangnya baik dan ceria," ujar Widi.

Di mata anak didiknya, Budi Hartanto tidak hanya guru tapi juga pengayom dan selalu terbuka dengan siapa saja.

Itu yang membuatnya banyak mempunyai anak didik.

"Saya ketemu terakhir pada Jumat," ujar Safa, sekian anak didik yang takziah di rumah duka.

Ada tiga kesatuan bekerjasama mengungkap kasus ini, yakni Polres Blitar Kota terkait lokasi penemuan jenazah, Polres Kediri Kota terkait rumah korban dan dibantu Polda Jawa Timur.

Budi Hartanto mengunggah postingan terakhir pada 26 Maret 2019 yang berbunyi, "terlalu fokus ke kamu (emoji)."

Postingan tersebut kini ramai mendapat komentar dari para warganet, kebanyakan mengucapkan duka hingga doa untuk korban.

Korban dimakamkan tanpa kepala di tempat pemakaman umum tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Tamanan, Kecamata Mojoroto, Kediri, Rabu (3/4/2019).

“Kepalanya belum ditemukan. Masih dicari oleh kepolisian,” kata Lurah Tamanan, Yahya Budiono, di rumah duka almarhum Budi Hartanto.

Polisi masih mencari kepala, anggota tubuh yang hilang saat korban ditemukan di dalam koper di pinggir sungai di bawah jembatan Karanggondang, Blitar.

Kondisi korban ditemukan tanpa pakaian, identitas Budi Hartanto terungkap berdasaran sidik jarinya.

Kasatreskrim Polres Blitar Kota Ajun Komisaris Heri Sugiono mengatakan pihaknya masih terus mencari anggota tubuh yang hilang.

"Masih pencarian," ujar Heri.

Korban memiliki beragam aktivitas semasa hidupnua: mengelola sanggar tari sexy dancer, warung kopi, arena biliar dan pengemudi taksi online.

Di bawah bendera CK Dance Home, Budi Hartanto menyiapkan penari sexy dance, kontemporer dance, tradisional dance, kabaret dance dan moderen dance female dan male.

Di spanduk yang terpampang di sanggar CK Dance Home dikelola Budi Hartanto dan Zendy.

Di sanggar ini korban biasa memberikan les kepada anak asuhnya yang rata-rata para pelajar SD, SMP dan SMA serta kelompok komunitas.

Latihannya juga dilakukan di sanggar yang juga difungsikan untuk warung kopi.

"Sanggarnya ramai untuk latihan kalau mau ada event. Anak asuhnya latihan di dalam," ungkap Hari, warga kawasan Ruko GOR Jayabaya.

Selain sanggar tari, Budi Hartanto juga membuka warung Royal Cafee Kediri di sanggar pada malam hari.

Korban juga mengelola Izal Bilyard, arena biliar yang ada di samping sanggar CK Dance Home yang sudah berjalan setahun terakhir.

Nasuka, paman korban menjelaskan warung kopi yang dikelola keponakannya pengunjungnya cukup ramai yang mayoritas anak-anak muda.

"Anaknya memang ulet dan banyak usahanya," ungkap Nasuka sebagaimana dilansir dari Tribunnews.

TAG

BERITA TERKAIT