RAKYATKU.COM - Transkrip percakapan antara Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra dengan Habib Rizieq Syihab lewat WhatsApp bikin heboh. Bagaimana respons Prabowo Subianto?
Yusril mengungkap transkrip lengkap percakapan WhatsApp dengan Habib Rizieq. Setidaknya ada tujuh screenshot yang dibeberkan Yusril. Terlihat, percakapan itu terjadi pada 5-6 September 2018.
Yusril mengatakan Habib Rizieq juga menyeret nama Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam percakapan tersebut. Berdasarkan penuturan Yusril, Rizieq menyebut Prabowo terjebak dengan SBY yang tengah berupaya melakukan propaganda melawan politik Islam.
"PS lemah tentang Islam dan lingkarannya pun masih banyak yang 'Islamphobia'. Apalagi PS sudah terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan politik Islam yang disebutnya sebagai 'politik integritas'," ujar Yusril.
Menanggapi hal itu, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto tidak mempersoalkannya.
"Pak prabowo nggak pernah marah sama orang, termasuk ke Pak Yusril. Dia menghargai pendapat semua orang yang berbeda, boleh, kan demokrasi. Setiap orang berhak milih, kita nggak maksa," kata juru debat Prabowo-Sandiaga Uno, Ahmad Riza Patria, Rabu (3/4/2019).
"Kalau Pak Yusril yang dulu ada di Prabowo sekarang ada di Jokowi itu hak Pak Yusril, sekalipun kita tahu banyak pengurus dan grassroot PBB banyak ke 02," lanjutnya.
Menurut Riza, mantan Danjen Kopassus itu tak mempersoalkan mendapat serangan. Prabowo, katanya, fokus memikirkan kepentingan bangsa.
"Dia mau dihina, dihujat, dicela, difitnah, dia nggak pikirin itu. Bagi Prabowo yang penting bagaimana membangun bangsa," tutur Ketua DPP Gerindra itu.
Soal keislaman Prabowo, kata Riza, harus diukur dari komitmen dan perjuangannya untuk umat. Prabowo memang bukan santri atau habib, melainkan seorang patriot dan nasionalis.
"Tapi Prabowo mengerti Indonesia masyarakat muslim sehingga sangat profesional dan proporsional. Makanya dulu dianggap tentara hijau karena ada kedekatan dengan ulama termasuk kedekatan dengan Yusril, sudah lama. Juga dengan ulama-ulama yang lain. Banyak juga yang paham dengan agama tapi mohon maaf tidak berjuang untuk negara. Hanya untuk kepentingan organisasi," tambahnya.