Minggu, 31 Maret 2019 00:20
Firdaus Muhammad, Aswar Hasan dan Syamsuddin Radjab, jadi pembicara pada diskusi "Setelah JK Siapa?" di Warkop Hai Hong, Jl Pelita Raya.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Sosok Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK), dianggap tak tergantikan. Sulit mencari tokoh Sulsel yang bisa menggantikan kiprah JK di level nasional.

 

Hal tersebut menjadi bahan perbincangan dalam dialog publik dengan tema "Setelah JK Siapa?" yang dihelat di Warkop Hai Hong, Jalan Pelita Raya, Makassar, Sabtu (30/3/2019).

Hadir menjadi pembicara dalam dialog tersebut, masing-masing Direktur Eksekutif Jenggala Center Syamsuddin Radjab, Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Aswar Hasan, serta Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad.

Direktur Eksekutif Jenggala Center, Syamsuddin Radjab menjelaskan, bahwa tema dialog itu adalah cerminan perasaan masyarakat Sulsel. 

 

"Tema ini adalah tema yang kita rasakan saat ini. Secara dinamika politik ini yang kita rasakan. Jika bicara soal pengganti Pak JK, tentu kita pada akhirnya berbicara pada figur atau orang," ungkapnya.

Hanya saja, kata Syamsuddin, sebagai tokoh, pengganti JK harus memiliki rekam jejak yang bisa menjadi pertimbangan publik untuk ditokohkan. Tak boleh sembarangan, apalagi hanya figur yang sengaja ditokoh-tokohkan tanpa tempaan hidup yang jelas.

"Fakta-fakta ini yang harus kita kritik. Jangan sampai ada yang tiba-tiba muncul lalu melupakan jejak, pertanyaan sederhananya, dari mana Anda sampai jadi tokoh?," katanya.

Sementara itu, Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad menyebut, sosok JK sebagai figur dan tokoh yang paripurna. Lahir dari proses dan tempaan yang panjang dan berliku.

"Pak JK adalah sosok yang paripurna dalam ukuran kita. Sosok yang telah menerima tempaan dari berbagai hal. Mulai saat berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membuatnya dikenal hingga tingkat nasional," ungkap Firdaus saat memaparkan pandangannya.

Menurut Firdaus, JK dikenal memiliki kesadaran bernegara yang tinggi. JK pulalah yang dikenal sebagai salah satu tokoh perdamaian di Indonesia, lantaran kemampuannya mendamaikan berbagai konflik di Indonesia.

"Beliau memperkenalkan sebuah istilah politik perdamaian, karena beliau mampu mendamaikan konflik di Indonesia, seperti konflik di Poso dan Aceh. Manuver politik JK juga tidak memunculkan korban dengan selalu mengedepankan, bahwa tidak ada pihak yang dirugikan," tambahnya.

Firdaus pun dengan tegas menyatakan, bahwa sampai hari ini belum ada figur yang mampu mengikuti ketokohan sang wapres.

"Kalau tokoh, secara utuh tidak bisa tergantikan. Kita belum bisa menyebut nama. Kalau tokoh politik nasional memang ada beberapa. Tapi, untuk meraih kharisma seperti Pak JK, saya kira belum ada," tegas Firdaus.

Lain lagi dengan Pengamat Politik Universitas Hasanuddin, Aswar Hasan. Dirinya menyebut jika JK adalah karunia zaman. Sedikitnya kata Aswar, ada 3 tokoh Sulsel yang menjadi karunia zaman. Mulai dari AP Pettarani pada fase kemerdekaan dan menjadi representasi pemuda, Jendral M Yusuf pada zaman Orba, hingga JK pada zaman reformasi. 

Aswar pun tak berani menyebut sosok calon suksesor JK. Tapi dirinya mengurai kriteria dari sang pengganti. 

"Pertama, dia haruslah punya influence. Punya pengaruh. Daya pengaruhnya, terkait kepentingan masyarakat. Kemudian, memiliki power of visi. Lalu, sosok itu harus punya keterlibatan terhadap semua perubahan yang ada saat ini," pungkasnya.

TAG

BERITA TERKAIT