Sabtu, 30 Maret 2019 07:30
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Kasus pemerkosaan dan pembunuhan pendeta cantik, Melinda Zidemi menjadi sorotan pada Jumat (29/3/2019) kemarin.

 

Selain kasus tersebut, pernyataan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menyebut penyidik KPK Novel Baswedan bakal jadi calon Jaksa Agung jika Prabowo-Sandi menang pada Pilpres 2019 juga tak luput dari perhatian. 

Berikut daftar tiga berita yang popul pada Jumat kemarin:

1. Awalnya Tak Niat Bunuh, Tapi Topengnya Dijambak, Pendeta Cantik Pun Dicekik Tewas

 

Nang (20) dan Hendra (18), tertunduk lesu di kantor polisi. Keduanya tertangkap setelah bukti pembunuhan dan pemerkosaan pendeta cantik, Melinda Zidemi, mengarah ke keduanya.

Pengakuan Nang di depan penyidik, dia memang sudah lama suka ke Melinda. Namun, dia tak berani mengutarakan perasaannya.

Hari itu, dia pun berpikir untuk memperkosa korban. Dengan mengajak Hendri, Nang menyusun rencana, mengadang korban di kebun sawit PT PSM Divisi III, Sungai Baung, Bukit Batu, OKI.

Nang dan Hendri kemudian menyimpan balok kayu di jalan. Saat korban yang berboncengan dengan Nita Pernawan (11) dengan Honda Revo, turun hendak membuka blokade balok, ketika kedua lelaki bertopeng itu muncul.

Korban sempat naik ke motor hendak balik haluan, namun tiba-tiba dibekap dari belakang. Hendri memegang Nita, namun karena meronta, Hendri pun memukul Nita hingga pingsan.

Bocah itu lalu diikat pakai jaket, kemudian dibuang ke semak-semak. Sementara Nang memegang Melinda, menyumpal mulutnya dengan kain, lalu mengikat tangannya pakai ban dalam motor.

Birahi yang sudah di ubun-ubun, membuat Nang sudah tak sabar. Dia lalu memeloroti celana korban. Namun saat tahu korban sedang datang bulan, dia tidak jadi memperkosa korban.

Dia hanya mencabuli tubuh bagian atas korban. Saat dicabuli, korban berontak. Dia lalu menjambak topeng Nang, hingga terbuka dan wajahnya terlihat.

Mata Melinda membelalak begitu tahu penyerangnya. Sebaliknya, karena ketahuan, Nang lalu mencekik leher korban hingga tewas.

2. Anaknya Divonis Seumur Hidup, Ayah Ini Lompat dari Lantai 8 Gedung Pengadilan

Seorang ayah terluka parah ketika dia melompat dari lantai delapan gedung Pengadilan Kriminal. Aksinya itu dilakukan usai putranya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena membunuh seorang petugas keamanan.

Akkaradej Kruanak, ayah dari Pattarapong Kruanak, dibawa ke Rumah Sakit Rajavithi. Dia berada dalam kondisi kritis dengan cedera internal dan lengan dan kaki patah, dikutip dari Asia One, Jumat (29/3/2019).

Upaya bunuh diri terjadi pada pukul 10 pagi setelah pengadilan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup atas Pattarapong karena membunuh Sanchai Wanngarm, 30, seorang petugas keamanan di Rumah Sakit Rajavithi pada tahun 2017.

Polisi mengatakan, mereka belum menginterogasi saksi yang melihat bagaimana Akkaradej melompat.

Pattarapong didakwa memotong tenggorokan Sanchai pada 10 Juni 2017, ketika Pattarapong adalah anggota staf rumah sakit. Awalnya Pattarapong melarikan diri tetapi menyerahkan diri setelah dua hari.

Pengadilan juga mendenda Pattarapong Bt1,000 (S $ 43) karena membawa pisau di tempat umum.

Pattaraponng melompat dari tempat yang sama di mana seorang ayah melakukan bunuh diri pada 23 Juli tahun lalu setelah melihat tersangka dalam kasus pembunuhan putranya dibebaskan.

3. Novel Baswedan Calon Jaksa Agung Prabowo-Sandi, BPN Sentil Jokowi

BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyampaikan penyidik KPK Novel Baswedan jadi calon Jaksa Agung jika Prabowo-Sandi menang pada Pilpres 2019. 

"Ada beberapa nama yang menjadi calon-calon Jaksa Agung Pak Prabowo, tapi semua berpulang kepada hak beliau (Prabowo). Saya kasih bocorannya, ada wacana Mas Novel Baswedan, Mas Bambang Widjojanto, dan Basyro Muqoddas," ujar Juru bicara BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, dikutip CNNIndonesia, Jumat (29/3/2019).

Andre tidak dapat memastikan siapa calon paling kuat. Namun, ia mengklaim Jaksa Agung yang dipilih Prabowo nantinya merupakan sosok yang bersih dan berintegritas.

"Tidak mungkin kita itu menyapu pakai sapu yang kotor," ujarnya.

Politikus Gerindra itu mengatakan pembagian jabatan oleh Prabowo sebelum terpilih menjadi presiden bukan merupakan masalah. Ia menilai hal itu sebagai bentuk keterbukaan Prabowo kepada publik.

TAG

BERITA TERKAIT