RAKYATKU.COM, FLORIDA - Selasa, 26 Maret 2019, sebelum jam 3 sore waktu Florida, Amerika Serikat, pesawat Boeing 737 Max 8 terpaksa melakukan pendaratan darurat, akibat masalah mesin. Pesawat ini, serupa dengan Lion Air dan Ethiopian Airways yang jatuh dan menewaskan seluruh penumpangnya.
Sore itu, pilot dan kopilot Soutwest Airlines, mengontak ke air traffic control (ATC) Florida.
"ATC Orlando, ini Southwest Airlines 8701, kami sedang mengalami masalah. Salah satu mesin tidak berfungsi," ujar pilot.
"Ini ATC Orlando, return to base please," ujar ATC.
Pilot dan kopilot tidak jadi melanjutkan perjalanan ke Victorville, California. Mereka membalikkan moncong pesawat, kembali ke Bandara Orlando, Florida.
ATC kemudian mengosongkan pendaratan untuk memberi jalan Southwest Ailrine 8701. Pendaratan darurat berhasil.
Tidak ada penumpang di pesawat ini. Southwest Airlines dilaporkan memiliki 34 jet jenis ini. Hari itu, jet ini diterbangkan untuk diparkir di California, menyusul banyaknya masalah pada pesawat jenis ini.
Awal bulan ini, setidaknya 13 negara memarkir Boeing 737 Max 8, tak lama setelah penerbangan Ethiopian Airlines ET302 jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa, Ethiopia.
Kecelakaan ini terjadi hanya beberapa bulan setelah kecelakaan Lion Air yang mematikan di Indonesia Oktober lalu. Kedua penerbangan menggunakan Boeing 737 Max 8.
Sementara penyebab dari jatuhnya kedua pesawat itu belum ditentukan, fitur keselamatan otomatis pesawat mungkin telah memaksa hidung pesawat untuk turun ketika salah merasakan bahwa itu dalam bahaya macet.
Sementara itu, Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA) saat ini sedang mengerjakan peningkatan perangkat lunak model pesawat untuk memperbaiki masalah ini.