RAKYATKU.COM - Dokter di Cina bagian barat daya harus mencukur kepala pasiennya yang salah mengira sebotol pestisida adalah sampo. Pria yang tak disebutkan namanya itu menggunakan cairan beracun itu untuk keramas.
Pria asal Kunming di provinsi Yunnan menyimpan botol dichlorvos atau DDVP, di sebelah sampo-nya dan baru menyadari kesalahannya ketika dia mencium aromanya, dikutip dari Kankanews.com, Selasa (26/3/2019).
Pria itu segera mengalami berbagai gejala, termasuk menggigil dan berkeringat. Dia berusaha membersihkan pestisida sebelum mencari perawatan di Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok Yunnan.
"Dia mencoba mencucinya dengan air dan cuka. Sebenarnya, dalam situasi itu, itu adalah hal yang salah untuk dilakukan," Wu Ying, wakil direktur departemen darurat rumah sakit.
Dokter merawat pria itu karena keracunan dan memotong rambutnya untuk menghilangkan residu.
"Kami harus menggunakan pisau cukur sekali pakai. Beberapa dokter memotong rambut dengan gunting dan kemudian dicukur," kata Wu seperti dikutip.
Pasien membuat pemulihan penuh setelah beberapa hari, sebagian besar karena dia mencari perawatan tepat waktu, kata laporan itu.
Dikembangkan dari agen gas saraf, DDVP digunakan dalam pestisida rumah tangga dan industri dan telah dilarang di Uni Eropa selama dua dekade terakhir karena toksisitas dan dampaknya yang bertahan lama terhadap lingkungan. Itu juga telah dilarang oleh beberapa pemerintah kota di Cina seperti Guangzhou tetapi masih tersedia untuk dijual di banyak daerah, termasuk Kunming.
Beberapa penduduk pedesaan juga menggunakan DDVP sebagai obat rumah untuk berhenti gatal, kutu dan eksim. Pada bulan November, seorang gadis berusia lima tahun dari provinsi Henan di China tengah hampir meninggal setelah neneknya mencuci rambut dengan DDVP encer untuk mencoba menghilangkan kutu di kepala anak itu, Dahe Daily melaporkan.