Minggu, 24 Maret 2019 07:00
FOTO: Getty
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM - Pemerintah Cina dapat mencuri kecerdasan buatan dari perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat. Hal ini diungkapkan ungkap seorang jendral AS dalam klaim yang mengkhawatirkan pekan ini.

 

Ketua Umum Gabungan AS, Joseph Dunford menegaskan bahwa perusahaan teknologi AS harus memahami ancaman terhadap teknologi mereka ketika mereka bekerja dengan China. Jenderal Dunford secara khusus menyoroti Google sebagai contoh utama setelah pembukaan laboratorium AI mereka di Beijing pada 2017. 

Baru-baru ini, jenderal tersebut mengatakan kepada sidang Senat bahwa Google secara tidak langsung menguntungkan militer China dari kemitraannya baru-baru ini. Pada Kamis lalu, ia sekali lagi menegaskan kembali ketakutannya bahwa perusahaan teknologi mana pun dapat berada di bawah ancaman dari pemerintah Cina.

"Perusahaan-perusahaan Cina secara otomatis diharuskan memiliki sel Partai Komunis China di perusahaan itu, dan itu akan mengarah pada kekayaan intelektual dari perusahaan itu yang menemukan jalannya ke militer Tiongkok. Dalam penilaian saya, kami membantu militer Tiongkok dalam memajukan teknologi bukan untuk kepentingan nasional AS," katanya, dikutip dari Express.co.uk, Minggu (24/3/2019).

 

“Itu bisa memungkinkan militer China untuk mengambil keuntungan dari teknologi yang dikembangkan di Amerika Serikat. Jadi kita harus berdebat."

Masalah dengan Google dimulai ketika raksasa teknologi itu menarik diri dari kontrak pertahanan AI dengan Pentagon tahun lalu.

Google menarik diri dari kontrak tersebut menyusul protes dari karyawan atas keterlibatannya dalam program intelijen buatan kontroversial yang menganalisis rekaman drone.

Perusahaan itu juga diserang menyusul rencananya untuk meluncurkan mesin pencari di China di mana ia mengakhiri sebagian besar layanan komersialnya pada tahun 2010.

Donald Trump juga mempertimbangkan masalah ini baru-baru ini tweeting: "Google membantu Cina dan militer mereka, tetapi bukan AS. Buruk!"

Dalam sebuah pernyataan menanggapi klaim itu, seorang juru bicara Google mengatakan bahwa perusahaan itu tidak bekerja dengan militer China.

Pernyataan itu berbunyi: “Kami bekerja dengan pemerintah AS, termasuk Departemen Pertahanan, di banyak bidang termasuk keamanan siber, perekrutan dan perawatan kesehatan.

"Kami tidak bekerja dengan militer Tiongkok."

Para pemimpin militer AS dan perwakilan Google dilaporkan akan bertemu untuk membahas tuduhan itu.

TAG

BERITA TERKAIT