RAKYATKU.COM, PUERTO RICO - Dua pilot JetBlue, diduga memperkosa tiga pramugari maskapai penerbangan itu, selama singgah di Puerto Rico. Bahkan salah seorang korban menderita infeksi kelamin.
Gugatan di Pengadilan Brooklyn menuduh, pada 9 Mei di San Juan, tiga pramugari itu bertemu Pilot Eric Johnson dan Dan Watson di pantai.
Para wanita mulai minum bir bersama dua pria pilot JetBlue itu. Di gelas para wanita itu, dua tersangka memasukkan obat bius.
"Bir itu penuh dengan obat-obatan, dan setelah itu, sisa malam itu menjadi kabur bagi [para wanita]," gugatan itu berbunyi. Itu diajukan pada hari Senin, 18 Maret 2019.
Dua pilot itu kemudian membawa tiga pramugari cantik itu ke Intercontinental Hotel, Puerto Rico.
Jane Doe 1, salah seorang korban dari Riverton, Utah, mengklaim bahwa Johnson memperkosanya bersama dua kru lainnya di hotel.
"Johnson berada di atas [Jane Doe 1] memperkosanya," kata gugatan itu. '[Jane Doe 1] merasakan pengaruh obat yang [Johnson] campur bir, dan tidak dapat bereaksi terhadap situasi, tetapi hanya sadar bahwa itu terjadi.
"Kenangannya [termasuk] kenangan termasuk Johnson melakukan hubungan seksual dengan anggota kru lain yang juga di bawah pengaruh obat-obatan."
"Usai melakukan aksi bejatnya, Johnson kemudian berterima kasih kepada para wanita itu dan mengatakan, 'terima kasih karena mewujudkan fantasiku'," demikian terungkap dalam gugatan.
Jane Doe 2, korban dari dari Fort Worth, Texas, mengatakan, ia menjadi sakit karena narkoba dan berulang kali muntah.
"Johnson dan Watson membius [Jane Doe 2] dan berniat untuk memperkosa [dia] tetapi tidak ketika [dia] mulai muntah," lanjut gugatan itu.
Saat dalam penerbangan ke Newark, NJ, keesokan paginya, para wanita menyatakan satu sama lain bahwa mereka terpana dengan apa yang telah terjadi, dan menyatakan perasaan grogi dan mati rasa.
Para wanita mengatakan, bahwa maskapai tidak mengambil tindakan terhadap pilot, setelah mereka diberitahu tentang insiden tersebut.
Jane Doe 1 juga menuduh Johnson sengaja menularkan Human papillomavirus atau virus infeksi kelamin.
"Apa yang terjadi pada klien saya benar-benar mengerikan, dan kegagalan Jet Blue untuk mengambil tindakan yang tepat sangat mengerikan," kata Abraham Melamed, pengacara para wanita itu.
Kedua wanita tersebut menuntut setidaknya USD75.000 plus biaya pengacara.
JetBlue mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pihaknya tidak dapat mengomentari tentang proses pengadilan yang tertunda, tetapi itu mengambil tuduhan perilaku kasar atau tidak pantas dengan sangat serius dan menyelidiki klaim-klaim semacam itu secara menyeluruh.