RAKYATKU.COM - Petugas penyelamat di Mozambik berlomba melawan waktu untuk menyelamatkan ratusan orang yang terjebak di atap dan pohon di sekitar kota Beira yang hancur.
Upaya ini dilakukan beberapa hari setelah topan kuat memicu banjir bandang, merendam seluruh desa dan memporak-porandakan komunitas di seluruh Afrika tenggara.
Ada banyak cerita dari upaya penyelamatan dramatis ini. Misalnya, pada hari Rabu, pekerja bantuan menyelamatkan wanita yang terjebak di pohon bersama bayinya. Dia terpaksa "melemparkan bayi mereka" ke kapal penyelamat.
Ada juga orang-orang yang diselamatkan dari air yang mencapai kepala.
Pada hari Selasa, tim penyelamat menyelamatkan 167 orang di sekitar Beira dengan bantuan helikopter Angkatan Udara Afrika Selatan.
Pada hari berikutnya, hujan terus turun di dan sekitar kota sehingga mempersulit upaya penyelamatan.
"Kerusakannya sangat luas. Sejauh mata memandang, itu hanya air. Anda tidak bisa melihat tanah apa pun," kata Travis Trower, dari kelompok Penyelamatan Afrika Selatan.
"Mendayung melalui air, dan melihat [orang yang selamat] di pepohonan benar-benar menghancurkan."
Topan Idai menghantam Beira dengan kecepatan angin hingga 170 kilometer per jam Kamis pekan lalu. Itu kemudian pindah ke pedalaman ke Zimbabwe dan Malawi, menewaskan ratusan orang dan membahayakan nyawa jutaan orang.
Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan ini bisa menjadi bencana terkait cuaca terburuk yang pernah melanda belahan bumi selatan.
Pihak berwenang mengatakan setidaknya 200 orang telah tewas di Mozambik dan 98 di Zimbabwe, tapi jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat karena penyelamat terus menemukan mayat.
Presiden Mozambik Filipe Nyusi, yang telah mengumumkan keadaan darurat nasional dan tiga hari berkabung mulai hari Rabu, telah memperingatkan bahwa jumlah korban tewas dalam topan dan banjir dapat meningkat menjadi lebih dari 1.000.