RAKYATKU.COM - Fakta mengejutkan datang dari cockpit voice recorder (CVR) Lion Air PK-LQP. Sebelum jatuh di Karawang, alat itu merekam situasi penerbangan sebelumnya dari Denpasar menuju Cengkareng.
Sumber Reuters yang mengetahui isi CVR tersebut mengatakan, Lion Air PK-LQP sudah bermasalah sehari sebelumnya pada rute Denpasar-Cengkareng. Pilot dan kopilot sempat kewalahan.
Dua dari tiga sumber Reuters menyebutkan bahwa ada pilot lain dalam penerbangan Lion Air PK-LQP Denpasar-Jakarta. Pilot lain itu disebut berasal dari Batik Air, yang masih satu grup dengan Lion Air.
Dia disebut berada di dalam kokpit dan membantu menyelesaikan masalah flight control yang muncul ketika penerbangan.
Keberadaan pilot lain ini pertama kali diungkap Bloomberg. Preliminary report yang diterbitkan oleh omite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebelumnya tidak menyebutkan soal pilot lain ini.
Reuters sendiri tidak memiliki rekaman maupun transkrip dari isi CVR. Reuters telah meminta konfirmasi dari Lion Air, Boeing, hingga KNKT. Juru bicara Lion Air mengatakan semua data dan informasi telah diberikan kepada pihak yang menyelidiki kasus ini.
Pesawat Lion Air PK-LQP jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018 saat terbang dengan rute JT 610 Jakarta-Pangkalpinang.
Sehari sebelumnya, yaitu pada 28 Oktober 2018, pesawat itu terbang dengan rute Denpasar-Jakarta. Sempat ada masalah di penerbangan itu hingga pilot meminta "pan-pan" ke petugas pemandu lalu lintas penerbangan.
Meski pesawat bermasalah, pilot saat itu memilih melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Tidak return to base atau kembali ke bandara asal. Pesawat akhirnya mendarat dengan selamat di Jakarta.