Rabu, 20 Maret 2019 14:19
INT
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Pedoman baru yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology mengatakan aspirin jarang digunakan untuk mencegah penyakit kardiovaskular.

 

Tidak ada bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa aspirin dapat membantu mencegah serangan jantung dan stroke, tapi justru menyebabkan pendarahan hebat, menurut pedoman itu.

Jadi para profesional kesehatan mengatakan obat itu harus digunakan sedikit saja.

"Dokter harus sangat selektif dalam meresepkan aspirin untuk orang tanpa penyakit kardiovaskular yang diketahui," kata Roger S. Blumenthal di Johns Hopkins Medicine.

 

"Jauh lebih penting untuk mengoptimalkan kebiasaan gaya hidup dan mengontrol tekanan darah dan kolesterol dibandingkan dengan merekomendasikan aspirin."

"Aspirin harus dibatasi pada orang-orang yang memiliki risiko tertinggi penyakit kardiovaskular dan risiko pendarahan yang sangat rendah," kata Blumenthal.

Sebagai gantinya, orang harus membuat perubahan gaya hidup untuk mencegah risiko penyakit kardiovaskular, terutama bagi orang dengan peningkatan lipoprotein, LDL, kadar kolesterol dan diabetes tipe 2.

"Cara paling penting untuk mencegah penyakit kardiovaskular, apakah itu penumpukan plak di arteri, serangan jantung, stroke, gagal jantung atau masalah dengan bagaimana jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh, adalah dengan mengadopsi kebiasaan sehat dan melakukannya seumur hidup," kata Blumenthal.

"Lebih dari 80 persen dari semua kejadian kardiovaskular dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup, namun kita sering gagal menerapkan strategi ini dan mengendalikan faktor risiko lainnya."

Selain itu, orang juga harus berolahraga setidaknya 150 menit seminggu. Itu termasuk berjalan, berenang, menari atau bersepeda, atau latihan aerobik ringan lainnya.

TAG

BERITA TERKAIT