RAKYATKU.COM - Penembakan yang mengerikan di masjid Christchurch di Selandia Baru disiarkan langsung di media sosial selama 17 menit oleh pria bersenjata itu.
Penembak mengidentifikasi dirinya sebagai Brenton Tarrant, seorang pria kulit putih, kelahiran Australia berusia 28 tahun.
Streaming langsung dimulai ketika pria bersenjata itu pergi ke Masjid Al Noor di Deans Ave, memarkir mobilnya di jalan masuk terdekat.
Pria itu kemudian mempersenjatai diri dan berjalan ke masjid. Korban pertama terlihat ditembak di ambang pintu.
Pria bersenjata itu membuntuti ruang-ruang masjid dengan menembak berulang kali, berhenti beberapa kali untuk memuat ulang peluru.
Dia kemudian keluar masjid melalui pintu depan, setelah berada kurang dari tiga menit di dalam masjid. Selanjutnya dia menuju ke jalan, melepaskan tembakan acak.
Dia kembali ke kendaraannya yang diparkir di jalan masuk terdekat untuk mendapat lebih banyak amunisi dari bagasi.
Dia menembakkan lebih banyak tembakan di jalan tanpa target yang jelas. Dia kemudian dapat didengar mengatakan "Sepertinya kita tidak akan mendapatkan burung hari ini, nak."
Dia kemudian masuk kembali ke masjid untuk memeriksa korban, dan mulai menembak lagi.
Setelah itu dia masuk ke dalam mobilnya dan pergi.
Video 17 menit berakhir ketika pria bersenjata itu melaju dengan cepat.
Dalam sebuah manifesto panjang yang dipublikasikan secara online, penembak menjelaskan siapa dia dan mengapa dia melakukan pembantaian di masjid Christchurch.
Kepolisian Canterbury mengatakan sedang berupaya untuk menarik rekaman itu dari media sosial.
"Polisi sadar ada rekaman yang sangat menyedihkan terkait dengan insiden di Christchurch yang beredar online. Kami sangat mendesak agar tautan itu tidak dibagikan."
Twitter telah menangguhkan akun atas nama "Brenton Tarrant".
Sejauh ini beberapa orang dilaporkan kehilangan nyawa dalam serangan tersebut, dan puluhan lainnya terluka.
Perdana Menteri Selandia Baru menyebut serangan itu sebagai "hari paling gelap" di negara itu.
Ada laporan lain yang mengatakan bahwa sebuah masjid di pinggiran Linwood juga diserang, namun rincian dari serangan kedua kurang jelas.
Sumber: New Zaeland Herald