Senin, 11 Maret 2019 14:10
Harina Hafitz (kacamata) dan Harlinda Putri (jilbab). (FOTO: FACEBOOK/HARLINDA PUTRI)
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Seperti sebuah kebetulan, status di akun Facebook Harlinda Putri menjadi pengantar kepergian Harina Hafitz. WNI yang bekerja sebagai staf Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) itu menjadi korban jatuhnya Ethiopian Airlines, Minggu (10/3/2019).

 

Harlinda yang merupakan adik Harina Hafitz sedang liburan bersama keluarga ke Roma. Dia sempat makan malam bersama Harina di Eataly. Dia kemudian mengunggah foto kakaknya yang tampak sedang sibuk dengan gadgetnya.

"Last dinner for this trip (makan malam terakhir untuk perjalanan ini). #sistas #missyou," tulis Harlinda Putri di akun Facebooknya sebagai keterangan foto tersebut. Status itu ditulis pada Selasa (5/3/2019) pukul 22.10 waktu setempat.

 

Beberapa kenalannya mengomentari status Harlinda dengan menyapa Harina. "Hi Nina," sapan Tj Sudiswa.

"Hai hai mb Ina ......salam kangen," kata Rini Anggraini.

Namun, satk satupun sapaan itu dibalas langsung Harina. Harlinda lah yang membalas sapaan itu.

"Rini Anggraini, salam balik mba kt Yu Ina???? kpn kesini (Roma) katanyaa," tulis Harlinda.

"Harlinda Putri ......doa in ya ...pingin bangeeet," jawab Rini Anggraini.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Indonesia di Roma, Italia menyebut WNI yang jadi korban adalah seorang perempuan yang tinggal di Roma dan bekerja untuk World Food Program (WFP) badan pangan yang bernaung di bawah PBB.

"Duta Besar RI di Roma, telah bertemu dengan keluarga korban, dan menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban. KBRI Roma akan terus berkoordinasi dengan keluarga korban, KBRI Addis Ababa dan Kantor WFP Roma untuk pengurusan jenazah dan dukungan bagi keluarga," kata KBRI dalam pernyataan tertulis.

Direktur Eksekutif WFP, David Beasley mengakui ada stafnya yang meninggal dunia dalam peristiwa itu. Seorang sumber PBB kepada kantor berita Agence France-Presse bahwa sedikitnya 12 korban berafiliasi dengan PBB.

Pesawat dengan nomor penerbangan ET-302 itu menggunakan pesawat Boeing 737 Max-8 yang dioperasikan sejak November 2018. Saat jatuh, pesawat itu mengangkut 149 penumpang dan delapan awak.

Mereka dinyatakan meninggal dunia, termasuk 32 warga Kenya, 18 warga Kanada, sembilan warga Ethiopia, delapan warga Amerika Serikat dan seorang warga negara Indonesia.

Pimpinan Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam mengatakan mereka yang berada di dalam pesawat naas itu berasal dari 30 negara yang berbeda-beda.

Selain seorang penumpang dari Indonesia, terdapat satu penumpang dari masing-masing negara; Belgia, Somalia, Norwegia, Serbia, Togo, Mozambik, Rwanda, Sudan, Uganda dan Yaman.

TAG

BERITA TERKAIT