RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan Sulawesi Selatan mulai disibukkan dengan agenda penyiapan saksi.
Meski menyiapkan ribuan saksi, namun rupanya belum mencakup seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Sulsel.
Beberapa calon DPD RI memilih tak menyiapkan saksi sesuai jumlah TPS sebanyak 26.356 unit dengan alasan anggaran yang cukup besar. Beberapa lainnya merasa, hanya butuh saksi di wilayah-wilayah tertentu, yang memiliki jumlah pemilih besar dan merupakan basis wilayahnya.
Calon DPD RI, Sindawa Tarang mengaku tak merekrut saksi sebanyak jumlah TPS. Dirinya hanya menyiapkan saksi untuk TPS yang berada di wilayah basisnya, atau wilayah yang memiliki pemilih potensial. Sementara untuk daerah yang pemilihnya sedikit, atau bukan wilayah basisnya, hampir pasti tak disiapkan saksi.
"Tidak full (di 26 ribu TPS). Kita fokus di TPS yang punya potensi suara banyak saja. Intinya kita punya saksi ditiap kelurahan di Sulsel. Saksi saya sejak awal Januari itu sudah rampung. Sebagian besar memang jaringan sendiri, keluarga dari semua daerah. Kebanyakan mantan kepala desa yang tidak aktif lagi, memfasilitasi dan membantu di daerahnya masing-masing," ungkapnya saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Minggu (10/3/2019).
Terpisah, Calon DPD RI petahana, Ajiep Padindang juga mengakui tidak menyiapkan saksi untuk setiap TPS. Alasan utamanya kata Ajip, terlalu banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai 26 ribu lebih saksi.
"Kita siapkan saksi-saksi memang khusus menjaga suara di wilayah-wilayah tertentu saja, terutama tingkat kecamatan ada. Karena ada wilayah tertentu yang memang perlu kita jaga pakai saksi karena tidak semua bisa dijangkau per TPS," kata Ajiep.
Senada dengan itu, petahana DPD RI lainnya, Iqbal Parewangi juga mengaku sudah menyiapkan saksi untuk TPS. Saksi Iqbal berasal dari jaringan relawan yang ada selama ini yang diberi nama 23SIP. Menurut Iqbal, saat ini sudah terbangun saksi setiap TPS-nya pada 11 daerah. Sementara ada 5 daerah yang saksinya berbasis desa/kelurahan.
Derah sisanya, kata Iqbal, merupakan partisipasi dari enam Ormas Islam yang mendukungnya. Ormas itu pula, katanya, yang meringankan bebannya untuk membiayai saksi tersebut.
"Tidak ada kendala soal dana, karena enam Ormas Islam dan dua organisasi kepemudaan itu memang tidak bicara apalagi minta dana. Mereka ikhlas. Berlebihan mungkin kalau disebut "saksi ikhlas". Tapi itulah faktanya," pungkas Iqbal.