RAKYATKU.COM - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo sempat meluruskan pernyataannya soal lahan Prabowo Subianto pada debat capres, Minggu (17/2/2019). Jokowi mengaku tak pernah mempermasalahkan status kepemilikan lahan tersebut.
Saat itu, Jokowi menanggapi pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jokowi lahan berstatus hak guna usaha (HGU) lahan seluas 220 ribu hektare di Kalimantan Timur itu dimiliki Prabowo Subianto sesuai aturan.
"Lho memang enggak ada masalah. Apa saya pernah bilang masalah? Ndak kok," ujar Jokowi kepada wartawan di Hotel El Royale Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu malam (20/2/2019).
Namun, saat hadir di Bandung hari ini, Minggu (10/3/2019), Jokowi kembali menyinggung kepemilikan lahan tersebut.
"Jangan sampai ada yang teriak-teriak pesimisme lagi. Jangan juga ada yang teriak-teriak pasal 33, pasal 33, jangan sampai ada lagi yang teriak-teriak satu persen menguasai 90 persen aset. Tapi dia sendiri memiliki lima kali provinsi Jakarta lahannya," ujar Jokowi saat menghadiri deklarasi Alumni Jabar Ngahiji di Monumen Perjuangan, Bandung.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengklarifikasi kritik sejumlah pihak yang menyebut kebijakan bagi-bagi sertifikat tanah dan lahan perhutanan tidak produktif.
Menurut Jokowi, program pemberian sertifikat tanah dan perhutanan sosial merupakan hal yang legal dan tidak masalah, selama lahan negara tersebut dapat memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat yang mendapatkannya.
"Tapi kalau lahannya lima kali lipat lebih dari Jakarta, lima kalinya Jakarta lahan itu. Justru saya yang dituding-tuding, wong saya ini berikan konsesi, memberikan hutan sosial, membagikan sertifikat kepada rakyat kok katanya tidak berguna, tidak bermanfaat," ungkap dia.
Lebih lanjut Jokowi mengungkapkan, selama empat tahun memimpin Indonesia telah ada sekitar 16 juta sertifikat lahan yang diterbitkan, serta 2,6 juta hektare perhutanan sosial yang dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Kok dibilang katanya tidak bermanfaat. Apa penginnya semua diberikan kepada yang gede-gede saja?" jelas Jokowi.
Jokowi tiba di Pangkalan Udara Husein Sastranegara sekitar pukul 08.00 WIB. Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam mengawali kunjungannya meninjau Proyek Terowong Nanjung atau Curug Jompong, Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Terowongan yang berada di Jalan Terusan Nanjung itu menembus tebing sepanjang 230 meter.
Terowongan itu dibangun untuk memperlancar aliran Sungai Citarum. Terowongan tersebut diharapkan ketika sudah berfungsi akan mengurangi lama dan luas genangan pada musim hujan di Kecamatan Dayeuh Kolot.