Minggu, 10 Maret 2019 01:30
Editor : Eka Nugraha

RAKYATKU.COM --- Pemerintah Rusia sedang melakukan uji coba untuk menyingkirkan diri dari internet dunia. Pertahanan siber menjadi alasan untuk uji coba itu. 

 

Sejauh ini belum ada keterangan resmi yang menyebutkan jadwal Rusia mulai memberlakukan aturan itu. Meski demikian, sejumlah pihak memperkirakan uji coba itu akan dilakukan mulai 1 April. Alasannya saat itu adalah hari terakhir bagi pembuat undang-undang untuk mengusulkan perubahan peraturan bernama Digital Economy National Program.

Tes ini adalah aksi terbaru Kremlin untuk menciptakan 'internet berdaulat' guna melindungi diri sendiri dari serangan siber agresif saat terjadi krisis, seperti ketika perang misalnya.

Tetapi percobaan ini dikhawatirkan akan berujung pada pembatasan dan kontrol ketat internet, mirip program penyensoran 'Great Firewall' yang dilakukan pemerintah Cina.

 

Para pengamat mengatakan ini adalah bagian dari kecenderungan menciptakan apa yang dinamakan 'splinternet'.di mana internet tetap hidup, tetapi beda penampilannya bagi warga negara yang berlainan, bergantung kepada penyensoran pemerintah.

Meskipun demikian, terdapat banyak pertanyaan tentang rencana Rusia untuk 'mencabut' diri ini. Rencana kemandirian Putin dipandang sebagai cara untuk lebih mengendalikan kehidupan online warga Rusia.

Hal ini terjadi secara tidak sengaja pada tahun 2018 ketika kabel bawah laut yang menghubungkan Mauritania dilaporkan terputus kapal pukat. Empat juta orang di negara Afrika Barat itu tidak mempunyai internet selama dua hari.

Tetapi Rusia bukannya ingin sama sekali memutus hubungan; negara itu tetap bermaksud memelihara layanan internet di dalam negeri tetapi menutup akses masuk atau keluar.

Jadi bagaimana sebuah negara memutus hubungan dari internet?
Ini adalah sistem yang sama dengan pendukung jaringan intranet yang sering kali dipakai dalam organisasi dan lembaga besar seperti pemerintahan atau universitas.

Rusia menyebut, terdapat dua hambatan teknis utama yang perlu diatasi. Pertama, provider layanan internet Rusia harus mengubah arah lalu lintas internet ke titik routing di dalam negeri. Ini berarti perusahaan-perusahaan yang terlibat dengan akses internet di Rusia harus memastikan bahwa semua data harus melewati titik pertukaran yang dikelola pengatur telekomunikasi Rusia, Roskomnazor.

Kedua, Rusia harus bergantung kepada kopinya sendiri untuk Domain Name System (DNS), petunjuk domain dan alamat internet dunia.

Sistem DNS yang menerjemahkan kode alamat rumit setiap situs internet dan server menjadi URL yang bersahabat - misalnya alamat 'www.example.com' sebenarnya adalah 192.168.1.1.

Menurut Mat Ford, akan menjadi sangat sulit bagi pemerintah Rusia untuk memutuskan secara tegas situs internet dan server yang 100% Rusia karena banyak layanan bergantung pada berbagai kode dari internet global.

Mereka juga harus berjuang untuk mengelola ratusan titik masuk dan keluar di seluruh negeri. Ini tempat di mana melibatkan Internet Service Providers (ISP) menjadi penting dan sejumlah laporan mengisyaratkan pemerintah membantu lewat dana masyarakat tambahan kepada ISP sementara mereka mengatasi masalah teknis.

Rusia memiliki platform media sosialnya tersendiri, VK, dengan 90 juta pengguna, menurut World Bank."Kemungkinan akan terjadi banyak gangguan yang tidak terduga."

"Saya pikir layanan Rusia besar akan tidak menghadapi masalah, tetapi sifat ketergantungan global internet berarti ini adalah suatu hal besar yang belum diketahui dan tidak diragukan lagi banyak layanan akan terhambat atau berhenti."

TAG

BERITA TERKAIT