RAKYATKU.COM, GOWA - Tenaga sortir dan pelipatan surat suara DPR RI, yang melibatkan sekitar 180 orang di Istana Tamalate, Gowa, memberikan rejeki tersendiri bagi petugasnya.
Pasalnya, pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gowa, merekrut tenaga sortir dan pelipatan sebelum kotak suara dan surat suara tiba di Istana tersebut. Tenaga sortir dan pelipatan tersebut memiliki usia yang berbeda. Mulai dari anak usia 16 sampai dewasa.
Salah satunya Faris (15), warga Gowa yang berprofesi sebagai pelajar ini, mengaku beruntung mendapat pekerjaan seperti itu. Pasalnya kata dia, tidak terlalu sulit dan menyiksa.
Hasil dari surat suara yang ia lipat, tergantung dari kemampuannya, dan tidak mendapat tekanan dari siapapun.
"Hari ini pertama saya bekerja. Saya diberi upah Rp35 ribu per kardus surat suara, dimana 1 kardus berisi 500 lembar surat suara. Hasil itu saya akan dapatkan apabila seluruh pekerjaan dari KPU Gowa telah selesai dan siap pakai," terang Faris kepada Rakyatku.com, Jumat (8/3/2019).
Dia juga mensyukuri pekerjaan yang ia kerjakan saat ini, karena meskipun sementara, ia dapat menutupi kebutuhan sehari-harinya. Dia juga mengaku tidak mengganggu aktivitas sekolahnya karena ia bekerja pada saat jam pulang sekolah.
"Pekerjaan ini lebih baik daripada pergi mencuri, karena meskipun sifatnya sementara, yang penting ada dan halal," ucap Faris.
Sementara itu, Muhammad Ahdan (16) yang juga ikut dalam melakukan pelipatan dan sortir surat suara, terlihat lincah melakukan pelipatan tersebut. Dirinya sudah sering mengerjakan pekerjaan seperti itu.
"Selama ini saya sudah mengerjakan sebanyak 5 kardus sejak 3 hari lalu. Sebelumnya saya ikut dalam perakitan kotak suara dan upahya itu akan diterima jika semuanya telah selesai," katanya.
Suryani Daeng Ngintang (49) yang juga warga Gowa, ikut dalam proses pelipatan surat suara. Dia ibu rumah tangga. Meskipun usia yang tak lagi muda, ibu ini masih bersemangat untuk mengais rejeki. Dirinya mendapat informasi pekerjaan pelipatan surat suara dari anaknya, yang juga bekerja di KPU Gowa.
Setelah ia mengetahui upah yang dijanjikan, tanpa pikir panjang dirinya langsung bergabung.
"Satu lembar surat suara yang telah dilipat dihargai Rp70. Alhamdulillah cukup untuk menambah penghasilan bulanan sang anak," ungkap Daeng Ngintang.