RAKYATKU.COM - Sebelum meninggal, Serda Yusdin pamit 10 hari kepada kekasihnya. Ternyata anggota Kopassus asal Palopo itu pergi untuk selamanya setelah tertembak anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Sang kekasih, Atik Candrawaty menumpahkan perasaannya lewat Facebook. Dia menceritakan kisah perpisahan mereka. Saat Yusdin pamit untuk bertugas ke Nduga, Papua.
"Apa ini jawaban dari bet pung penantian? Iyan bukan jarak yang beda.... Sekarang samua so beda, bedaa parskali. Ose talalu bae sampe allah suru ose pulang, ose tau ka seng? Bet so tau dari awal kalau ose mo kse tinggal bet bukan cuman 10 hari oooh tapi lama skali," tulis wanita asal Ternate itu.
"Ose janji ose janji wweehhh ose janji untuk bet pulang " sayang sa mau plg so rindu bogor, so rindu barak, so rindu setan merah, dan biking rindu skali pergi jalan sama kau sayang". Oh sayang eh maafkan sya, saya belum bisa tarima.
Tawwaku kau biking air mata heeeeeeeeee," lanjut alumni SMAN 1 Ternate itu.
Pada postingan lainnya, Atik mengunggah foto Yusdin yang tengah tertidur di bahu wanita berhijab tersebut. "Bobo yang tenang sayang, bahuku selalu menopangmu," tulis Atik Candrawaty.
Yusdin sendiri sempat memposting dan menuliskan status di dinding Facebooknya pada 20 Februari 2019 lalu yang merupakan unggahan terakhirnya.
Ia membagikan potret bersama sang kekasih dengan caption yang romantis. "Menantilah dengan sabar walaupunku tanpa kabar (emoji) Atik Candrawaty," tulisnya.
Serda Yusdin adalah warga Desa Pongko, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Dia anggota Komando Pasukan Khusus (Kopasus), salah satu pasukan elite milik TNI AD.
Kepala Penerangan (Kapendam) Kodam XIV Hasanuddin, Letnan Kolonel Infantri, Maskun Nafik membenarkan prajurit yang gugur saat tugas di Papua, seorang di antaranya dari Luwu, Sulawesi Selatan.
Jenazah almarhum disambut dengan upacara militer. "Kita masih koordinasi dengan wilayah Kodam Cendrawasih yang akan mengirimkan jenazah korban. Kita juga belum tahu kepastian kedatangan jenazah," tambahnya.
Maskin menyebut bisa jadi jenazahnya tidak singgah di Makassar. Bisa saja almarhum langsung diterbangkan ke Luwu untuk proses pemakaman dan upacara militer.
"Untuk pemakaman, Kodim Palopo yang akan melaksanakan upacara militernya. Terkait apakah beliau yang gugur tersebut mendapatkan penghargaan atau kenaikan pangkat, itu nanti semuanya kewenangan pusat," bebernya.