RAKYATKU.COM - Aktivis sekaligus akademisi Rocky Gerung sempat mendapat penolakan saat akan menjadi pembicara Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember.
Kedatangan Rocky menggunakan ambulans sama sekali tak disangka oleh pihak kampus. Sebab, ratusan peserta juga sudah meninggalkan Aula Gedung Zainuri Unmuh Jember.
Kehadiran Rocky langsung disambut mahasiswa dan warga Muhammadiyah. Tepuk tangan meriah terdengar menyambut kehadiran Rocky.
Namun acara hanya berlangsung sekitar sepuluh menit. Rocky harus bergegas ke Lumajang, karena dinanti acara yang sama di sana.
Momen itu juga diceritakan oleh Said Didu yang datang bersama Rocky. Lewat Twitter, Said Didu menceritakan aksi 'kucing-kucingan' itu.
"Alhamdulillah acara di Jember yang sangat sebentar sudah selesai. Mulai dari pembatalan di Banyuwangi, penghadangan masuk Jember (terpaksa main kucing-kucingan agar bisa tiba di lokasi) makin membulatkan tekad kami untuk berjuang mewujudkan Indonesia yang nyaman buat semua," tulis Said Didu.
Rencana kehadiran Rocky di Jember memang mendapat penolakan dari sejumlah orang. Bahkan, jika Rocky tetap datang, mereka siap membubarkan acara tersebut.
"Atas apa yang dilakukan Rocky Gerung, kami menolak dengan tegas. Bahkan jika tetap memaksa, kami siap berperang," kata seorang relawan, Jumadi Made, dikutip Detikcom, Kamis (7/3/2019).
Penolakan tersebut merupakan reaksi atas pernyataan Rocky Gerung yang disampaikan dalam kuliah umumnya bersama Amien Rais di Adi-TV Sleman, Yogyakarta,Jumat (22/2/2019). Rokcy dianggap telah menghina dan melecehkan sosok pahlawan nasional dan ulama besar Sumatera Barat, Agus Salim.
Sementara itu,Wakil Rektor 3 Universitas Muhammadiyah Jember, Asmuji menyebutkan, acara yang dihadiri Rocky merupakan acara akademisi bukan politik.
Rocky Gerung sebelumnya juga pernah mengisi acara serupa di Unmuh. Jadi menurut Asmuji, tidak ada alasan untuk membatalkan kehadiran Rocky dalam acara Kuliah Umum bertema 'Menakar Demokrasi Dengan Akal Sehat', meski sempat mendapat penolakan dari sejumlah pihak.
"Sehingga kegiatan kedua ini kami laksanakan, dengan tetap membawa misi sebagai akademisi, bukannya politik," ungkap Asmuji.