RAKYATKU.COM, SIDRAP -- Salah seorang pemangku adat kerajaan di Kabupaten Sidrap, Petta Iccu Ewa, meninggal dunia, Rabu (6/3/2019) kemarin.
Almarhumah yang merupakan keturanan Addatuang Sidenreng ke-X La Panguriseng, wafat di Saoraja Bilokka, Kelurahan Bilokka, Kecamatan Tellulimpoe, Sidrap di usia 110 tahun.
Informasi yang diperoleh dari pihak keluarga besar almarhumah menyebutkan, Petta Iccu lahir di Bilokka di masa kolonial Belanda pada tahun 1909 lampau.
"Beliau meninggalkan 3 orang anak dan 14 cucu serta 24 cicit. Almarhumah memiliki saudara kandung sebanyak 4 orang," ujar Rahmat Latif, menantu cucu Petta Iccu, Kamis (7/3/2019).
Tiga putra yang ditinggalkan almarhumah masing-masing, Andi Mendo Cabamba, Andi Tahir Cabamba, dan Andi Ma’me Cabamba.
Sebelum dikebumikan di pekuburan kerajaan La Sadapotto, Kelurahan Massepe, Kecamatan Tellulimpoe, Sidrap kemarin, jasad almarhumah disemayamkan di Saoraja Bilokka.
Ribuan pelayat dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat sampai masyarakat awam, datang memadati rumah duka dan mengantar jenazah almarhumah ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Sebagaimana diketahui, Raja La Panguriseng yang memerintah Addatuang Sidenreng ke-X, mempunyai isteri bernama Andi Denge (Petta Makkunraie) dan memiliki keturunan bernama Andi Machmud.
Di era pemerintahan Addatuang Sidenreng XII, Andi Mahmud dikenal dengan berbagai gelaran yakni, Petta Pabbicarae, Petta Matoae, Petta Pangulue, Petta Tobaranie, Petta Lakape, atau panglima perang kerajaan.
Andi Machmud menikah dengan dengan Andi Palaguna (Petta Indo). Dari sinilah silsilah keturunan Petta Iccu yang merupakan anak kandung dari Petta Ewa, salah seorang pemangku adat kerajaan di Sidenreng berasal.
Semasa hidupnya, Petta Iccu, isteri dari Petta Karaeng Cabamba, pemilik Saoraja Massepe dikenal sangat bersahaja. Bukan hanya di lingkungan keluarganya sebagai keturunan raja, tapi juga di kalangan masyarakat bawah.