Rabu, 06 Maret 2019 17:03
Foto: AP
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Sedikitnya 16 orang tewas akibat serangan bom bunuh diri di sebuah perusahaan konstruksi di kota Jalalabad, Afghanistan, Rabu (06/03/2019).

 

Serangan dimulai dengan dua ledakan bom bunuh diri di luar kantor perusahaan di dekat bandara. Setelah itu, sekelompok gerilyawan menyerbu perusahaan.

Menurut laporan thenational.ae, semua korban tewas adalah karyawan perusahaan yang bekerja di lokasi pembangunan. Empat militan juga terbunuh.

Kepala polisi provinsi Nangarhar, Jenderal Ghulam Sanayee Stanikzai, mengatakan pada AP bahwa para pembom berjalan kaki, dan meledakkan bahan peledak mereka di gerbang perusahaan.

 

"Dua penyerang meledakkan rompi mereka, dan dua lagi ditembak mati oleh pasukan keamanan," kata juru bicara provinsi, Attaullah Khogyani pada Agence France-Presse. Ia menambahkan bahwa operasi pembersihan sedang berlangsung.

Pasukan AS telah tiba di lokasi, dan daerah itu telah ditutup, kata Nangarhar.

Belum ada kelompok yang mengklaim tanggung jawab atas serangan itu. Tapi baik Taliban maupun ISIS beroperasi di Afghanistan, termasuk di provinsi Nangarhar.

Kombinasi bom dan serangan bersenjata adalah taktik umum yang digunakan oleh Taliban untuk memaksimalkan korban.

Pembicaraan damai

Taliban saat ini sedang dalam pembicaraan damai dengan Utusan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad di Doha, untuk mengakhiri perang hampir 18 tahun.

Laporan dari pertemuan itu menunjukkan bahwa mereka sudah mencapai kemajuan.

"Diskusi ini sedang berlangsung dan apa yang kami fokuskan adalah empat masalah yang saling berhubungan yang akan menyusun perjanjian di masa depan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Robert Palladino pada hari Selasa.

Empat masalah yang dimaksud Palladino adalah terorisme, penarikan pasukan, dialog intra-Afghanistan dan gencatan senjata.

Sementara itu, dialog antar-Afghanistan tampaknya menjadi yang paling sulit untuk dicapai. Taliban menolak untuk bertemu dengan pemerintah yang diakui secara internasional, yang mereka lihat sebagai pendukung Amerika Serikat dan musuh sejati.

TAG

BERITA TERKAIT